Rabu 10 Apr 2019 01:53 WIB

GP China Jadi Balapan ke-1.000 F1

Sejarah balapan F1 masih diliputi perdebatan.

Suasana balapan F1 di Sirkuit Shanghai Internasional, Shanghai, China. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Aly Song
Suasana balapan F1 di Sirkuit Shanghai Internasional, Shanghai, China. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula Satu (F1) akan merayakan balapan kejuaraan dunia ke-1.000 pada Grand Prix China di Shanghai, akhir pekan ini. Ini merupakan salah satu sirkuit F1 paling baru. 

Tapi harus hati-hati dalam memaknai tonggak bersejarah ini. Sebab, sejarah balapan F1 masih diliputi perdebatan. Ini karena dari fakta 999 balapan kejuaran sejauh ini ada yang level grand prix dipertanyakan. Selain itu, ada beberapa juara di masa lalu yang bahkan tak pernah mengendari kendaraan Formula Satu.

Baca Juga

Dari 1950 sampai 1960 --seluruhnya 11 balapan--, Indianapolis 500 di Amerika Serikat dimasukkan sebagai bagian kejuaraan dunia sekalipun sangat sedikit pembalap F1 yang menyeberangi Samudra Atlantik untuk berlomba di balapan ini. Pembalap-pembalap tuan rumah merampas semua poin dan berlomba di antara mereka sendiri.

Bill Vukovich finis ketujuh pada F1 1953 dan keenam pada edisi 1954. Tetapi setelah menjuarai Indy 500 dalam dua tahun itu dia menutup riwayat hidupnya. Kematiannya pada Indy 1955 membuatnya menjadi pebalap pertama yang tewas selagi berlomba dalam kejuaraan F1.

Vukovich tak pernah mengendarai mobil F1 sekalipun dua kali menjuarai F1, satu kali berada di pole position, tiga kali lap tercepat dan meraih 19 poin dari lima balapan yang semuanya di Indiana.

Ketika pembalap Inggris Jim Clark juara di The Brickyard pada 1965, diikuti rekan senegaranya dan sesama juara F1 Graham Hill pada 1966, Indy 500 tak lagi menjadi bagian dari kalender F1.

Pada 1952 dan 1953 kejuaraan dunia diadakan berdasarkan aturan Formula Dua mengingat sedikitnya kendaraan F1 yang berlomba setelah Alfa Romeo mundur. Itu artinya 26 balapan sejak yang pertama diadakan di Silverstone pada 1950, sebenarnya bukan kendaraan F1.

Balapan di China sendiri tak terlalu bisa dianggap sebagai grand prix ke-1.000 karena sudah ada balapan serupa sejak awal abad ke-20 ketika Prancis menggelar balapan otomotif. Pembalap Hungaria Ferenc Szisz dipandang sebagai pembalap pertama yang menjuarai sebuah grand prix, yaitu di Le Mans pada 1906, sementara Grand Prix Monaco yang merupakan balapan glamour dalam kalender saat ini, sudah digelar sejak 1929.

Silverstone, bekas pangkalan udara untuk Perang Dunia Kedua di Inggris tengah, menjadi tuan rumah grand prix 1948 dan 1949 sebelum Giuseppe 'Nino' Farina menjuarai kejuaraan F1 pertama di sana pada 13 Mei 1950.

Menyebut China sebagai balapan Formula Satu ke-1.000 tidak terlalu tepat karena sudah diadakan beberapa balapan non Formula Satu selama berpuluh-puluh tahun. Terakhir diadakan di Brands Hatch pada 1983 ketika juara dunia Keke Rosberg berdiri di puncak podium bersama pebalap Amerika Danny Sullivan dan juara GP Australia 1980 Alan Jones. Nigel Mansell, juara dunia Formula Satu 1992, tidak finis dalam tiga tercepat saat itu.

Juga sering disebut hanya ada dua pembalap wanita yang pernah mengikuti kejuaraan dunia Formula Satu. Salah satunya, Desire Wilson dari Afrika Selatan yang menjuarai kejuaraan Formula Satu Inggris di Brands Hatch pada 1980.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement