Rabu 10 Apr 2019 08:31 WIB

Posisi Arema di Atas Angin

Pelatih Persebaya tak mau lempar handuk.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Tim pesepak bola Arema FC saat laga final leg 1 Piala Presiden 2019 melawan Persebaya Surabya di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/4/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Tim pesepak bola Arema FC saat laga final leg 1 Piala Presiden 2019 melawan Persebaya Surabya di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Derbi Jawa Timur (Jatim) yang mempertemukan Persebaya Surabaya dengan Arema FC pada leg pertama babak final Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (9/4), berakhir imbang 2-2. Pada laga tersebut, Persebaya mencetak gol via Irfan Jaya dan Damian Lizio. Di kubu tim tamu, Hendro Siswanto dan Makan Konate muncul sebagai penyelamat dengan gol-gol penyama kedudukan.

Hasil ini menguntungkan bagi Arema yang bertindak sebagai tim tamu karena memiliki modal dua gol tandang. Skor imbang 0-0 atau 1-1 pada leg kedua yang dilaksanakan Jumat (12/4) sudah cukup mengantarkan Arema sebagai juara di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Pelatih Arema Milomir Seslija Milo tak memungkiri, hasi imbang di rumah Bajul Ijo membuat timnya kini di atas angin. Meski demikian, dia menyebut permainan pasukannya memperlihatkan keinginan besar untuk meraup hasil lebih dari sekadar imbang. Menurut dia, Arema datang ke Surabaya memang dengan niatan menang. "Kami ke sini untuk menang, bisa dilihat kami bermain penuh determenasi," kata dia dalam konferensi pers seusai pertandingan, Selasa (9/4).

Pelatih kelahiran Bosnia ini memuji mentalitas timnya yang mampu tetap tampil tenang walau dalam tekanan tuan rumah. Terlebih, 50 ribu pendukung Persebaya, Bonek Mania, juga memberikan atmosfer motivasi bagi kesebelasan tuan rumah. Namun, Arema yang tertinggal dua kali, 0-1 dan 1-2, mampu memberikan respons positif. Milo mengatakan, sikap para pemainnya menunjukkan kematangan dan kedewasaan dalam menghadapi tantangan di lapangan. "Saya kasih tahu kepada para pemain, terikan pendukung lawan jangan jadi beban. Tapi, justru harus jadi motivasi. Hasilnya, para pemain bermain cukup rileks," ujar dia.

Milo juga lega karena laga berjalan lancar dan sportif. Rivalitas puluhan tahun yang menyelimuti kedua tim tidak lantas membuat emosi tersulut. Menurut dia, Bonek Mania juga menunjukkan sikap yang positif. "Laga berjalan sangat baik, sekarang saatnya kami memulihkan diri, masih ada dua hari sebelum bermain di Kanjuruhan," kata dia.

photo
Pesepak bola Arema FC Hamka Hamzah (tengah) menyundul bola yang berusaha direbut sejumlah pesepak bola Persebaya Surabaya pada laga final leg 1 Piala Presiden 2019 di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/4/2019).

Pelatih berusia 54 tahun ini meminta pasukannya untuk tetap tenang. Menurut dia, hasil imbang 2-2 juga masih mengandung risiko. "Kami belum dapat apa-apa, kami harus tenang dan bisa berikan 120 persen di kandang untuk memenangkan pertandingan leg kedua," ujar Milo.

Konate menyebut skor 2-2 di Surabaya sudah paling maksimal. Mantan bintang Persib Bandung ini mengatakan, bermain melawan Persebaya jelas merupakan pekerjaan yang sulit. Karena itulah, Konate sangat lega timnya bisa membawa bekal positif ke Malang. "Alhamdulillah, terima kasih untuk kawan-kawan atas kerja kerasnya. Pada leg kedua, kami harus menang," kata dia menegaskan.

Ekspresi kecewa terlihat dari kubu tuan rumah. Pelatih Persebaya Djajang Nurjaman menyebut hasil imbang ini sangat merugikan langkah timnya dalam meraih gelar juara. "Dalam pertandingan yang dilangsungkan dua leg seperti ini, saya pikir jelas ini merupakan hasil mengecewakan," ujar Djajang.

Sosok yang akrab disapa Djanur ini mengatakan, permainan timnya sempat sangat baik di awal. Namun, entah mengapa terjadi penurunan tempo sehingga Djanur melihat timnya malah balik ditekan lawan. "Di babak kedua juga begitu, harus diakui kami membuat kesalahan dan secara keseluruhan permainan memang imbang," kata dia.

Walau kecewa, Djanur pantang patah asa. Pelatih kelahiran Majalengka, Jawa Barat, ini mengatakan, skor berapa pun bisa terjadi di Kanjuruhan. Untuk itu, ia meminta pasukannya tetap berusaha. Djanur yakin waktu dua hari untuk memulihkan stamina dan mental sudah lebih dari cukup. "Untuk meraih target ini memang tidak gampang, tapi bukan berarti mustahil, kami masih sangat optimistis," ujar dia.

photo
Pesepak bola Persebaya Surabaya Damian Emanuel Lizio menutup wajahnya ketika gagal mencetak gol ke gawang Arema FC pada laga final leg 1 Piala Presiden 2019 di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/4/2019).

Lebih lanjut, Djanur berharap Bonek Mania tidak berkecil hati. Djanur mengimbau para pencinta Persebaya untuk setia mendukung para pemainnya. Ini berkenaan dengan sikap Bonek yang terlihat mencibir kiper Miswar Saputra dan striker Amido Balde dalam pertandingan kemarin. "Saya mengimbau, termasuk ke Bonek, tolong dukunglah pemain yang ada sekarang," kata Djanur.

Pencetak gol pertama pada laga ini, Irfan Jaya, mengakui ada rasa kecewa yang tertambat. Menurut dia, timnya sudah unggul, tapi kehilangan fokus sehingga dua kali bisa disamakan oleh lawan. "Sayang sekali, tapi tidak ada yang tidak mungkin, kita masih bisa menang di Malang. Tegakkan kepala, lupakan pertandingan tadi, kita fokus ke pertandingan leg kedua," ujar dia.

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 11 7 3 1 11 5 24
2 Persib Bandung Persib Bandung 11 6 5 0 19 11 23
3 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 11 6 3 2 16 9 21
4 Bali United Bali United 11 6 2 3 16 7 20
5 Persija Persija 11 5 3 3 16 5 18
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement