Senin 15 Apr 2019 00:38 WIB

PB PBSI Evaluasi Kegagalan Indonesia

Tim Merah Putih nirgelar di Malaysia dan Singapura.

Rep: Fitriyanto/ Red: Citra Listya Rini
Pebulu tangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting menepuk raketnya seusai bertanding melawan pebulu tangkis Jepang Kento Momota pada final Singapore Open 2019 di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Minggu (14/4/2019).
Foto: Antara/Humas PP PBSI
Pebulu tangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting menepuk raketnya seusai bertanding melawan pebulu tangkis Jepang Kento Momota pada final Singapore Open 2019 di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Minggu (14/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA  —  Indonesia pulang tanpa gelar juara dari turnamen bulu tangkis Singapura Terbuka 2019. Dua wakil Indonesia yang tampil pada partai puncak harus mengakui keunggulan lawan-lawannya di Singapore Indoor Stadium, Ahad (14/4).

Pada nomor ganda putra pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan harus takluk dari ganda Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan skor 13-21, 21-19, 17-21.

 

Selanjutnya, tunggal putra Indonesia yang juga tumbang di final. Anthony Sinisuka Ginting harus mengakui pebulu tangkis Jepang, Kento Momota juga dengan tiga gim 21-10, 19-21 dan 13-21. Hasil ini membuat Indonesia kembali tanpa gelar juara di Singapura Terbuka 2019. Tim Merah Putih juga nirgelar di Malaysia Terbuka 2019 sepekan sebelumnya.

 

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (Sekjen PB PBSI) Achmad Budiharto kepada Republika.co.id menyayangkan kegagalan dua wakil Indonesia di Singapura Terbuka 2019. "Menurut saya sangat disayangkan kita belum berhasil membawa gelar dari turnamen ini. Hasil Final ini akan menjadi bahan evaluasi buat tim pelatih,” katanya.

 

Achmad juga angkat bicara seputar kegagalan di Malaysia Terbuka 2019 lalu yang tidak ada satu wakil pun pemain Indonesia di partai puncak. Menurut dia, hasil semifinal Malaysia Terbuka 2019 lalu terlihat para agak kesulitan dalam menghadapi kendala di lapangan yang berangin. 

 

photo
Sekjen PBSI, Achmad Budiharto

 

Sementara, Anthony mengatakan, ia gagal memanfaatkan peluang saat mengumpulkan poin krusial. Apalagi lawannya, Momota bermain apik pada gim penentu. Di luar dugaan, Momota balik menyalip kedudukan dengan merebut sembilan poin. Anthony tertinggal 12-17. Setelah itu, Anthony tak bisa bicara banyak. Ia terus berada di bawah Momota hingga kalah 13-21.

 

"Gim ketiga saya berusaha mengambil poin sebanyak-banyaknya karena lapangannya enak buat kami. Saat interval juga sempat leading, tapi pas pindah lapangan, mungkin Momota (bermain) lebih antisipasi lagi,” ujar Anthony. 

 

Hasil Anthony menyamai pencapaian pasangan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang juga menjadi runner up di turnamen Singapura Terbuka 2019. Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi mereka lebih siap dan lebih unggul di pertandingan kali ini," kata Ahsan.

 

Ahsan/Hendra dan Kamura/Sonoda sebelumnya sudah empat kali berhadapan dengan tiga kali menang. Pertemuan terakhir mereka terjadi di semifinal All England 2019. Hendra/Ahsan menang 21-19, 21-16. Namun, kali ini Ahsan/Hendra mengakui lawannya tampil lebih baik.

 

photo
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kanan) dan Mohammad Ahsan berusaha mengembalikan kok kearah ganda putra Jepang Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda pada final Singapore Open 2019 di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Ahad (14/4/2019).

 

Di gim pertama, perolehan angka Ahsan/Hendra tertinggal cukup jauh. Namun, gim kedua berlangsung lebih ketat. Setelah tertinggal 8-11, Ahsan/Hendra melesat merebut delapan angka menjadi 16-11.

 

Kamura/Sonoda sempat memperkecil ketertinggalannya, namun akhirnya Ahsan/Hendra berhasil mengamankan kemenangan. Sayang, setelah kejar mengejar angka, Ahsan/Hendra akhirnya menyerah 17-21 pada gim penentu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement