Senin 15 Apr 2019 01:47 WIB

Asupan Gizi Pengaruhi Tingkat Prestasi Atlet

Asupan gizi atlet tak bisa disamakan dengan asupan orang rata-rata.

Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA   Asupan gizi menjadi hal mendasar yang harus diperhatikan dalam menopang prestasi para atlet di dunia olahraga internasional. Di negara maju, gizi para atlet sudah diperhatikan bertahun-tahun sebelum mereka bertanding. 

Ahli gizi klinis di bidang olahraga, Emilia E. Achmadi mengatakan, gizi menjadi bagian fundamental yang wajib diperhatikan. "Di Cina, Amerika, dan Jepang, gizi para atlet dimulai sejak mereka berusia enam tahun (usia sekolah dasar yang dijadikan kurikulum pendidikan), kata Emilia dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (14/4).

Emilia menyampaikan, ketika si atlet beranjak remaja, mereka sudah siap bertanding. Ia menambahkan, persiapan gizi khusus sport performance sesuai dengan disiplin atau cabang olahraga dilakukan delapan tahun sebelum si atlet bertarung di arena pada beberapa cabang olahraga.

Kondisi ini diakui Emilia, belum diterapkan di Indonesia secara benar dan konsisten dengan sistem formulasi, produksi, monitoring, dan evaluasi secara profesional. Kondisi inilah yang membuat ia tergerak ketika diajak dalam program Winning Meal Project yang digagas oleh Ajinomoto Indonesia. 

Emilia mengaku tertarik dengan program ini karena sesuai dengan idealismenya sebagai ahli gizi. "Karena menurut saya, peran private sector dibutuhkan untuk peningkatan kualitas dari atlet nasional," ujarnya.

photo
Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa.

Emilia menambahkan, melalui program ini ia fokus memperhatikan dan menyiapkan asupan gizi atlet renang I Gede Siman Sudartawa. Siman yang merupakan perenang asal Bali ini pernah menyabet empat medali emas di SEA Games 2011.

"Banyak masyarakat yang belum paham, asupan gizi para atlet tidak bisa disamakan dengan asupan orang rata-rata. Bahan bakar mobil balap tidak sama dengan bahan bakar mobil biasa bahkan lebih spesifik lagi tergantung mobil balap jenis apa, kata Emilia.

Dikatakan Emilia, para atlet mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, beban latihan yang tak sama, dan histori cedera yang berbeda pula, tentu hal ini akan memengaruhi dengan asupan gizi yang dibutuhkan setiap atlet.

Melalui Winning Meal Project, Emilia menyusun asupan gizi untuk Siman sesuai dengan kondisi fisik, pengukuran anthropometric, dan periodisasi latihan dengan peak performance yang menjadi goal.

Makanan sehari-hari Siman sebelum dan sesudah latihan akan disiapkan secara detail. Contohnya, Siman telah melakukan pencapaian rekor nasional dari 50 meter gaya punggung dengan waktu 25,01 detik.   

Program Winning Meal Project merupakan program adopsi dari Ajinomoto Co.Inc di Jepang yang bernama Victory Project. Di Negeri Sakura, sejak 2003 para atlet diperhatikan asupan gizinya. Kesuksesan Victory Project di Jepang, salah satunya adalah dengan penyediaan menu atau meal plan yang pantas untuk para atlet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement