REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemilik dan direksi Oxford United bersepakat dan bertekad meloloskan klub sepak bola itu ke Divisi Championship, kasta kedua kompetisi sepak bola Inggris. Kesepakatan tersebut diambil dalam rapat yang berlangsung Sabtu (27/4), usai Oxford bermain imbang 2-2 dengan Doncaster Rovers, di Kota Oxford, Inggris.
Saat ini, Oxford berada di peringkat ke-12 Leaque One. Penampilan klub berusia 125 tahun itu semakin baik dengan rekor tak terkalahkan dari sembilan laga terakhir.
“Ini menunjukan Oxford United punya potensi untuk dikembangkan dan kami bertekad akan mengantar Oxford melangkah ke Championship Leaque, ” kata Anindya Bakrie, pemilik Oxford United, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (29/4).
Anin berkongsi dengan pengusaha Thailand, Sumrith “Tiger” Tanakarn, memiliki Oxford. Selain Anin dan Sumrith, ada juga pengusaha Erick Thohir yang ikut dalam kepemilikan klub itu. Erick bahkan menjabat sebagai salah satu direktur di Oxford United.
“Klub ini jantung dari Kota Oxford. Kami berharap bersama dengan fan bisa menjaga spirit dan membuat Oxford lebih maju, “ tulis Erick Thohir di Instagram-nya.
Oxford dengan penduduk sebanyak 900 ribu jiwa dan letaknya tidak jauh dari London, memang punya potensi besar untuk berkembang.
“Disadari tidak mudah untuk bermain di Divisi Championship. Tapi yang terpenting para petinggi Oxford dalam visi yang sama, bahwa klub ini punya potensi untuk ditingkatkan, bahkan sampai bermain di Liga Primer seperti Leicester,” kata Anin.
Tekad petinggi Oxford ini tentu memberi angin segar bagi warga Oxford yang ingin sekali klubnya bermain di Divisi Championship. Maklum pemilik klub yang merupakan kolaborasi pengusaha Thailand dan Indonesia, sudah malang melintang mengurus sepak bola. Thailand dengan klub hebat seperti Leicester City, Manchester City, dan Reading. Sementara Indonesia dengan Inter Milan, DC United, Brisbane Roars, Vise. Juga Persib Bandung dan Arema Malang.
“Secara brand, Oxford itu sudah kuat. Kini seluruh stakeholders mesti kerja keras untuk membuat Oxford lebih maju,” kata Anin.