REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Bhayangkara FC Sumardji merasakan kekecewaan mendalam setelah Bhayangkara FC kalah 0-2 dari PSM Makassar pada leg kedua babak delapan besar Piala Indonesia 2018 di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (3/5). Kekalahan ini menghentikan langkah the Guardian pada Piala Indonesia.
Sumardji menilai, Bhayangkara kalah secara tidak terhormat dari PSM karena keputusan kontroversial wasit Nusur Fadilah yang tidak mengesahkan gol pemain Bhayangkara FC, Anderson Salles, pada menit ke-29. Padahal, menurut dia, dilihat dari tayangan ulang, gol tersebut sah karena sudah melewati garis gawang PSM.
Manajer Bhayangkara FC itu pun geram atas keputusan Nusur Fadilah. Pasalnya gol tersebut menjadi gol penentu bagi kedua tim untuk melenggang ke babak semifinal Piala Indonesia. Batalnya gol tersebut membuat Bhayangkara FC dan PSM Makassar memperoleh hasil imbang pada skor agregat, yakni 4-4. Namun, skuat Juku Eja unggul melalui gol tandang 2-0. Tim asuhan Darije Kalezic pun berhak melaju ke babak selanjutnya.
Sebab itu, Sumardji berharap Satgas Antimafia Bola bertindak cepat untuk memeriksa dan memanggil Nusur Fadilah. Pemanggilan itu juga termasuk dengan asisten wasit yang berada di sebelah kiri pertahanan PSM.
“Ini harus diperiksa oleh Satgas Antimafia Bola. PSSI juga harus turun tangan. Ini juga harus ada tindakan seperti menghukum mereka seumur hidup. Kalau asisten wasit tidak melihat itu gol ya aneh saja,” kata Sumardji,dikutip dari laman resmi klub, Sabtu (4/5).
Sumardji yakin jika ke depannya Nusur Fadilah masih memimpin pertandingan, maka persepakbolaan Indonesia tidak akan berkembang. Sebab, dikhawatirkan kecurangan yang dilakukan bisa merusak psikologis setiap pemain.
Bahkan, Sumardji mengaku sejak pertandingan belum dimulai, ia telah memprediksi pertandingan tidak akan berjalan fairplay. Kendati demikian, pria yang akrab disapa Ndan Mardji itu mencoba memberikan kepercayaan penuh kepada wasit terbaik Piala Presiden 2019 tersebut.
Selain gol yang tak disahkan, Sumardji juga kecewa dengan keputusan wasit yang tidak memberikan penalti kepada Bhayangkara FC pada babak kedua. Menurutnya, saat itu, kapten Bhayangkara FC, Indra Kahfi, dijatuhkan di dalam kotak penalti oleh kiper PSM, Rivky Mokodompit. “Saya cukup bingung. Padahal dia baru saja mendapatkan predikat wasit terbaik di Piala Presiden 2019, tapi ternyataa dia tidak bertugas dengan baik,” tudingnya.