Selasa 21 May 2019 14:17 WIB

Ini Pertimbangan Pelatih Saat Turunkan Pemain Tunggal Putra

Tim Indonesia membawa tiga tunggal putra ke Piala Sudirman.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Anthony Sinisuka Ginting
Foto: dok. PBSI
Anthony Sinisuka Ginting

REPUBLIKA.CO.ID, NANNING -- Kepala pelatih tunggal putra PBSI, Hendry Saputra Ho, masih belum mengambil keputusan siapa yang akan diturunkan pada laga Indonesia melawan Denmark di babak penyisihan Grup B Piala Sudirman 2019, Rabu (22/5). Indonesia membawa tiga tunggal putra ke Piala Sudirman, yakni Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito.

Anthony dan Jonatan punya peluang terbesar untuk diturunkan untuk melawan Viktor Axelsen yang kemungkinan besar akan diturunkan Denmark dalam laga melawan Indonesia.  Anthony tercatat dua kali menang dalam pertemuan terakhirnya dengan Axelsen dan satu kali kalah di pertemuan pertama.

Sedangkan, Jonatan pernah satu kali menang dan tiga kali kalah dari Axelsen. Di dua turnamen terakhir di Malaysia Open 2019, Jonatan mengalahkan Axelsen dengan skor 21-18, 21-19. Sedangkan di Singapore Open 2019, Jonatan kalah dengan skor tipis 24-22, 18-21, dan 22-24.

"Penentuan pemain yang turun itu last minute, nanti ditentukan setelah rapat tim, kan ini pertandingan beregu. Intinya siapa pun yang diturunkan, yang penting selama dia bisa fokus, tak melakukan kesalahan sendiri, kami yakin pasti bisa," ujar Hendry dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/5).

Di pertemuan terakhir dengan Axelsen,  lanjut Hendry, Jonatan kalah di finishing, mati sendiri dan cara mainnya salah, salah stroke, sehingga mudah dimatikan lawan. "Anthony pernah mengalahkan Axelsen, tapi jangan dilihat hanya dari rekor pertemuan, Anthony harus bisa kurangi kesalahan sendiri dan mainnya lebih fokus."

Hendry juga mengatakan, penentuan pemain yang diturunkan bukan hanya dilihat dari track record dan peluang, namun juga kondisi terakhir dan kesiapan atlet. Penampilan Anthony di laga penyisihan pertama melawan Toby Penty dari tim Inggris juga tak bisa menjadi patokan karena lawan masih belum seimbang. "Dilihat juga dari feeling terakhirnya bagaimana? Kalau pilih yang pasti menang kan pasti susah, dua-duanya kalau dipilih masih diharapkan bisa menang, bukan dipastikan menang," jelasnya.

Hendry juga menyatakan bahwa kali ini Anthony dan Jonatan dari segi pengalaman sudah lebih matang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terutama di Piala Sudirman dua tahun lalu di Gold Coast, Australia. Tiga atau empat tahun lalu, Jonatan dan Anthony ibaratnya masih bagaikan bumi dan langit dengan Axelsen. "Dulu bisa mendekati, saya bersyukur. Tapi kan kita mau berharap lebih? Mau naik level yang lebih tinggi, ya saya harap mereka bisa konsisten, jangan gampang buang bola. Belajar terus, sampai kapan? Sampai terus, sampai menang," tegas dia.

Dua tahun lalu di Gold Coast, menurut Hendry, saat Jonatan bertemu Srikanth dari India penampilannya masih mengambang. Sekarang sudah mendekati. "Kalau menurut saya Anthony dan Jonatan sudah bisa dibilang selevel dengan Axelsen dan pemain top lainnya. Tapi setiap orang kan punya pandangan yang beda-beda. Kalau dari ranking memang masih di bawah, tapi misalnya waktu lawan (Kento) Momota, apakah pemain ranking satu dunia tidak bisa kalah? Kan bisa kalah juga."

Indonesia akan menghadapi Denmark pada Rabu (22/5) mulai pukul 18.00 waktu Nanning. Siaran langsungnya dapat disaksikan di TVRI pada pukul 17.00-22.00 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement