Sabtu 08 Jun 2019 03:45 WIB

Maurizio Sarri, From Zero to Hero

Trofi Liga Europa adalah gelar pertama Sarri selama menjalani kiprah sebagai pelatih.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Maurizio Sarri
Foto: EPA-EFE/Facundo Arrizabalaga
Maurizio Sarri

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ketika menyaksikan laga final Liga Europa 2018/2019 antara Arsenal versus Chelsea tengah pekan kemarin. Meski bermain imbang di babak awal namun hasil akhir dimenangkan oleh Chelsea dengan skor 4-1.

Menarik melihat pelatih Chelsea Maurizio Sarri ketika 45 menit awal pertandingan final Liga Europa berakhir imbang. The Blues yang sedang kesulitan, justru tak banyak diubah oleh Sarri. Ia memilih untuk duduk di bangku pemain dengan menulis entah apa.

Baca Juga

Pemandangan itu tak berbeda ketika Chelsea digasak Manchester City dengan skor 0-6 pada lanjutan Liga Primer Inggris. Awalnya, ia memasang paras sangar di pinggir lapangan dan meneriakkan Pedro Rodriguez dkk karena penampilan buruk tim.

Namun, lama-lama juru taktik asal Italia cuma berdiri, lalu duduk di bench, kembali menulis catatannya sambil menyelipkan sebatang puntung rokok. Gol demi gol lahir, Sarri tak terlihat geram, justru semakin tekun ia mencatat. Entah apa yang di tulis, yang pasti tak seorang pun saat ini mengetahui isi dalam buku catatan Sarri.

Apa yang dilakukan Sarri dengan bukunya biar saja menjadi rahasia umum, terpenting allenatore 60 tahun itu sukses membawa Chelsea meraih gelar Liga Europa musim 2018/2019 sekaligus membuat the Blues lolos ke Liga Champions musim depan.

Memang, bagi Chelsea trofi itu bukan yang pertama terlebih untuk Pedro Rodriguez, Eden Hazard, dan David Luiz yang sudah menjuarai gelar lebih bergengsi seperti Liga Champions.

photo
Pelatih tim Chelsea Maurizio Sarri mengangkat trofi usai pertandingan final Liga Europa di Stadion Olympic, Baku, Azerbaijan, Kamis (30/5) dini hari.

Akan tetapi, patut dicatat bahwa itu merupakan gelar pertama kali untuk Sarri selama ia menjalani kiprah profesionalnya sebagai juru taktik tim sepak bola. Wajahnya tak seperti ketika timnya digilas City, Sarri terlihat senyum dan memandang medali juara Liga Europa di belakang para pemainnya yang sedang melakukan selebrasi.

Bek tengah Chelsea David Luiz mengatakan, sukses the Roman Emperor suksesnya Maurizzio Sarri. Ia menyebut eks pelatih Napoli pantas mendapatkan gelar tersebut. "Sarri adalah pelatih hebat dan layak memdapatkan ini. Ia melakukan hal luar biasa untuk tim," ujar David Luiz selepas kemenangan di Stadion Olympic Baku, Azerbaijan.

Ya, Kota Baku di Azerbaijan tentu selalu akan dikenang oleh Sarri sepanjang hidupnya. Sebab, selama 29 tahun turun ke medan perang, baru kali ini mantan seorang bankir melepas senyum dan berjalan keluar lapangan tanpa beban dan raut wajah yang cemas.

Tapi satu catatan yang menarik bahwa Sarri yang mengaku menggemari seorang penulis Charles Bukowski, menyebut apabila idolanya itu merupakan sosok yang memiliki gairah begitu besar.

Hingga ketika Maurizio Sarri yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mapan sebagai seorang bankor pada 2002 lalu agar dapat fokus menjadi pelatih sepak bola, dengan caranya sendiri. Ia seperti tengah mereka ulang kisah sang idola Charles Browski yang memilih merelakan pekerjaan awalnya demi menjadi seorang penulis.

Perjalanan karier Sarri diawali melatih tim Serie D sejak musim 1990 hingga 2005, 2005-2010 Serie B, 2010-2012 Serie C, 2012-2015 Empoli Serie B-Serie A, Napoli 2015-2018 Serie A, dan Chelsea 2018/2019 Liga Primer Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement