REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Rekor kemenangan 13-0 yang dicatat timnas sepak bola putri Amerika Serikat (AS) atas Thailand di penyisihan Piala Dunia Putri 2019 di Prancis, Selasa (11/6) waktu setempat, ternyata tidak disambut gembira semua pihak. Tak sedikit yang justru mengeluarkan kecaman dan berpendapat bahwa AS tidak seharusnya bermain tanpa belas kasihan menghadapi Thailand yang sudah tak berdaya.
Alex Morgan tampil sebagai top skorer dengan menyumbang lima gol untuk juara bertahan yang mengawali perjuangan dengan rekor kemenangan terbesar dalam sejarah, baik turnamen putra maupun putri.
Seperti dikutip Reuters, mantan pemain tim nasional AS, Taylor Twellman, justru mengecam tim putri AS melalui sosial media dengan mengatakan bahwa perayaan yang dilakukan usai mencetak gol adalah hal yang berlebihan.
"Merayakan gol (seperti nomor punggung 9) menimbulkan rasa hambar di mulut saya dan mungkin juga banyak orang lain. Saya ingin tahu apakah ada pemain yang meminta maaf setelah pertandingan," kata Twellman melalui Tweet yang diikuti 327 ribu orang.
Namun pelatih timnas AS, Jill Ellis membela permainan anak buahnya dan justru berpendapat sebaliknya. Menurut Ellis, justru timnya tidak menghormati Thailand jika bermain tidak serius meski sudah unggul banyak.
"Menghargai lawan adalah dengan bermain serius. Ini adalah turnamen di mana perbedaan gol sangat berpengaruh," kata Ellis. "Ini soal membangun momentum dan sebagai pelatih, saya tidak ingin terlalu mengendalikan pemain. Saya menghormati Thailand. Usai pertandingan, saya berbicara dengan beberapa di antara mereka dan mereka harus tetap tegar. Ini adalah bagian dari permainan."
Sementara itu, pemegang rekor pencetak gol terbanyak Abby Wambach juga membela rekan-rekannya. "Bagi mereka yang merasa bermasalah dengan banyaknya gol, bagi beberapa pemain, ini adalah Piala Dunia pertama mereka, mereka seharusnya sangat senang," kata Wambach yang sudah menyumbang 184 gol di pertandingan internasional, seperti yang ditulis melalui Twitter dan dan diikuti 679 ribu orang.
Wambach kemudian mempertanyakan, apakah semua kritik yang ditujukan kepada AS itu ada hubungannya dengan masalah gender. "Inilah impian Anda dan kemudian mencetak gol di Piala Dunia. Lalu merayakannya. Apakah Anda juga akan melarang pemain putra untuk mencetak gol atau merayakan gol?" katanya balik bertanya.
Alexi Lalas, mantan pemain timnas putra AS, juga angkat bicara dan membela tim putri. "Bukan masalah mereka jika harus bermain menghadapi tim lemah. Tim AS di sini bukan untuk menyenangkan semua orang. Tim AS berada di sini untuk memenangi Piala Dunia," katanya.