REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United (MU) memiliki pekerjaan rumah yang tak main-main dalam menghadapi musim depan. Finis di urutan keenam klasemen akhir Liga Primer Inggris menandakan adanya kelemahan nyata di dalam tim Iblis Merah.

MU sempat senang atas performanya sebelum Ole Gunnar Solskjaer ditetapkan sebagai pelatih permanen. Namun cerita manis tersebut berubah ketika Solskjaer resmi menjadi pelatih tetap dan performa MU terus merosot.

Dilansir dari givemesport, Ahad (16/6), MU harus melakukan perbaikan besar-besaran. Meski musim depan MU tak bermain di Liga Champions, bukan berarti tantangan lebih mudah. MU dituntut lebih kompetitif dengan para pesaingnya di liga domestik dan berprestasi di Liga Europa.

Performa MU yang tak menjanjikan juga berdampak pada beberapa pemain yang mulai melirik klub lain. Gejolak di internal klub karena kecemburuan bayaran antarpemain pun menjadi masalah yang terjadi di dapur MU.

Gejolak tersebut dicium oleh beberapa klub top Eropa untuk membajak pemain MU yang potensial. Real Madrid dan Barcelona adalah dua klub yang dilaporkan siap membajak beberapa pemain penting MU, salah satunya Marcus Rashford.

Rashford menjadi bagian pemain penting di bawah asuhan Solskjaer. Oleh karena itu, MU harus berupaya memagarinya agar pemain 21 tahun tersebut tetap bertahan di Old Trafford. The Sun melaporkan bahwa MU harus mengeluarkan uang 350 ribu poundsterling per pekan demi membayar Rashford agar bersedia bertahan.

Bukan hanya itu, MU juga sedang menghadapi persoalan gaji Alexis Sanchez yang tinggi sehingga menuntut pemain lain diperlakukan sama. Rashford yang merasa dirinya adalah sosok penting di MU berhak mendapatkan gaji tinggi.

MU disebut-sebut akan sulit mendapatkan pemain besar pada musim panas ini. Kendati demikian, kekhawatiran MU yang terbesar adalah kehilangan Rashford. Menaikkan gaji pemain timnas Inggris tersebut adalah cara satu-satunya agar si pemain bertahan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika