REPUBLIKA.CO.ID, BRCELONA -- Maverick Vinales meminta pengurus FIM (Federasi Motor Internasional) untuk menghukum pembalap Repsol Honda Jorge Lorenzo terkait insiden kecelakaan pada GP Catalunya, Barcelona, Ahad (16/6). Lorenzo jatuh di lap kedua dan membuat tiga pembalap lain gagal melanjutkan balapan, yaitu Valentino Rossi, Andrea Dovizioso, dan Vinales.
Menurut pembalap berusia 24 tahun itu, Lorenzo tak hanya menghancurkan balapan dirinya dan rekan setimnya Valentino Rossi. Tapi juga pesaing Marc Marquez di kejuaraan, Andrea Dovizioso. Ia menilai sangat sulit untuk mendapatkan 25 poin dalam satu balapan. Oleh karena itu, Lorenzo dianggap layak dihukum memulai balapan selanjutnya dari grid paling belakang.
Pembalap Yamaha Vinales menyatakan, Lorenzo bisa saja menyalip saat lawannya sedang melambat. Lorenzo, lanjut dia, hanya perlu menunggu untuk bisa menyalip. "Saya berharap Race Direction tegas sebagaimana yang mereka lakukan pada saya kemarin," kata Vinales, dikutip dari Crash, Senin (16/6).
Sebelum balapan dimulai, Vinales terkena penalti turun tiga grid, setelah touring pada akhir kualifikasi kedua. Vinales mengaku lihat bagaimana Lorenzo mendekatinya. Ia berusaha menghindari tabrakan, namun motor juara dunia lima kali itu menyentuh ban belakangnya dan kemudian jatuh.
Vinales menuturkan tak menganggap permintaan maaf Lorenzo benar-benar tulus. Lorenzo mengklaim masuk ke garasi Yamaha dan bertemu dengan Rossi dan Vinales. Namun, yang disesalkan Vinales adalah Lorenzo tak menemuinya di ruangan untuk meminta maaf.
"Jujur saja tikungan ini (tikungan 10) selalu sulit, tapi ayolah. Anda berada di posisi keempat, tapi itu lap pertama. Anda dapat menyalip saat kami lambat," jelasnya.
Bahkan, Vinales menyatakan apa yang dilakukan Lorenzo seperti kesalahan pembalap rookie atau pendatang baru. Padahal, pembalap Honda tersebut merupakan juara dunia lima kali. Lorenzo seharusnya paham bahwa pembalap MotoGP tak bisa menang hanya dengan melalui dua lap. Vinalesnya menambahkan, Lorenzo seharusnya paham bisa menyalipnya di jalur lurus, bukan saat sedang mengerem.
Vinales mengaku pernah melakukan hal tersebut, namun itu saat dirinya masih berkompetisi di Moto2. "Saya tidak paham. Saya kecewa untuk itu," ucapnya.