Kamis 20 Jun 2019 14:22 WIB

Menanti Era Baru AC Milan

Milan diharuskan jadi klub terdepan dan juara karena latar belakang sejarah dan fan.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Pemain Milan merayakan kemenangan atas Bologna.
Foto: EPA-EFE/Daniel Dal Zennaro
Pemain Milan merayakan kemenangan atas Bologna.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- AC Milan akan memulai era baru dalam menghadapi kompetisi musim depan. Milan memang telah lama krisis gelar juara dalam satu dekade.

Terakhir kali Milan mendapat trofi kompetitif saat menjadi juara Serie A Italia, yaitu pada musim 2010/2011. Milan sempat meraih Piala Supercopa Italia pada 2016.

Namun sejak saat itu, tak ada lagi gelar bergengsi yang didapat il Diavolo. Bahkan pada musim lalu, Milan gagal untuk sekadar lolos ke Liga Champions.

Oleh karena itu, Milan melakukan perombakan dalam manajemen klub. Setelah Gennaro Gattuso mundur dari kursi pelatih dan juga Leonardo sebagai direktur olahraga, Rossoneri menunjuk mantan pelatih Sampdoria Marco Giampaolo sebagai pelatih baru.

Giampaolo diikat dengan kontrak dua tahun di San Siro. ''AC Milan mengumumkan penunjukan Marco Giampaolo sebagai pelatih baru tim utama yang secara efektif (mulai) 1 Juli 2019,'' demikian pernyataan Milan dikutip dari Football-Italia, Kamis (20/6).

Giampaolo menjadi pelatih ke-60 Milan dan menjadi yang kedelapan sejak Max Allegri hengkang pada Januari 2014. Selain menunjuk pelatih baru, Milan juga menjadikan Paolo Maldini dan Zvonimir Boban sebagai direktur teknik dan pimpinan pejabat sepak bola.

photo
Paolo Maldini

Maldini sebenarnya pernah menduduki peran di Rossoneri sebagai direktur pengembangan olahraga. Sementara, Boban telah meninggalkan jabatannya sebagai deputi sekretaris jenderal di FIFA untuk kembali ke Milan, klub tempatnya bermain pada 1991 hingga 2001.

''Saya sangat senang kembali ke Milan yang saya cintai dan saya akan memberikan segalanya untuk membawa klub ini kembali ke tempat seharusnya,'' ujar Boban dikutip dari Marca.

Boban menyatakan, Milan harus menjadi klub terdepan dan juara karena latar belakang sejarah dan fan. Ia mengaku, saat Maldini menanyakan kesediaannya, tanpa pikir panjang ia langsung menuju mobil dan pulang ke rumahnya di Milan tengah malam. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah tawaran Maldini benar atau tidak.

photo
Zvonimir Boban (kiri) saat masih memperkuat AC Milan.

Setelah berbicara dengan CEO Milan Ivan Gazidis dan klub, Boban langsung sepakat. ''Di sinilah saya, di kota saya, di klub yang saya cintai dan di negara yang telah memberikan begitu banyak kepada saya,'' jelas dia.

Sementara itu, Ivan Gazidis menuturkan, dengan menjadikan Maldini sebagai direktur teknis, diharapkan mampu membangun Milan menjadi klub yang modern serta diisi oleh orang-orang profesional dengan kualitas terbaik. Sehingga, Milan bisa melewati tantangan dan menuntaskan target yang membutuhkan energi dan dedikasi besar. ''Saya percaya Paolo (Maldini) akan mampu (menyelesaikan) proyek dengan pengalamannya, visinya, dan kepemimpinannya,'' ujar Gazidis.

Musim lalu, Milan setidaknya mendatangkan sembilan pemain, yaitu Samu Castillejo, Diego Laxalt, Ivan Strinic, Pep Reina, Alen Halilovic, Mattia Caldara, Gonzalo Higuain, Tiemoue Bakayoko, hingga Piatek dengan total belanja Rp 2,5 triliun. Namun pengeluaran sebesar itu tak kunjung membuat prestasi Milan melejit.

Milan tak mendapatkan satu pun gelar, bahkan hanya menduduki peringkat lima klasemen Serie A Liga Italia. Padahal, terakhir kali Milan tampil di Liga Champions yaitu musim 2013/2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement