REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mewacanakan adanya standardisasi jumlah gaji minimal pesepak bola profesional di Indonesia. Sekretaris Jenderal BOPI Sandi Suwardi menyebut, wacana itu digulirkan karena pihaknya menemukan fakta ada pemain sepak bola profesional yang digaji rendah.
"Kami melihat di kontrak pemain yang per bulan masih digaji Rp 3 juta. Itu di Liga 2. Karena itulah kami ingin agar segera ada perbaikan-perbaikan," ujar Sandi kepada Antara di Jakarta, Kamis (20/6).
BOPI sendiri menganggap serius soal ini. Sandi menyebut, BOPI akan melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak terkait seperti PSSI, APPI, PSSI dan juga media. Diskusi direncanakan berlangsung pada Juli 2019.
"Kami akan melakukan pembicaraan serius. Tim legal kami mengaji beberapa dokumen hukum yang menaungi hal tersebut," kata Sandi.
Jika wacana itu bisa menjadi nyata, BOPI ingin menerapkan itu di olahraga lain.
"Saat ini kami membahas sepak bola dahulu. Itu akan menjadi pintu masuk kita untuk pembahasan-pembahasan berikutnya," tutur Sandi.
Beberapa olahraga lain yang diproyeksikan untuk memiliki standardisasi gaji oleh BOPI seperti bola basket, bola voli, golf, bulu tangkis dan tinju. Atlet profesional di olahraga seperti tinju, lanjut Sandi, sulit mendapatkan kepastian penghasilan karena tidak bertanding secara rutin.
"Kalau tinju, misalnya, katakanlah petinju profesional yang berlaga setengah tahun sekali dan mendapatkan Rp 5 juta satu pertandingan. Terus dalam enam bulan ke depan dia makan apa? Karena itulah nanti dibahas," ujar Sandi.