REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro mengaku bersyukur dengan hasil imbang 1-1 saat timnya menjamu Bhayangkara FC di Stadion Maguwoharjo Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (21//6) sore. Sebab, permainan timnya dinilai tak maksimal.
"Dari sisi hasil saya tidak berharap terlalu banyak, tetapi saya syukuri kita tidak jadi kalah," kata Seto Nurdiyantoro saat jumpa pers sesuai laga di Stadion Maguwoharjo.
Menurutnya, barisan gelandang PSS seperti Haris Tuharea, Sidik Saimima, dan Wahyu Sukarta kalah tangguh dari pemain tengah tim berjuluk the Guardian ini. Seto menilai para pemain PSS kerap gagal mengantisipasi serangan Bhayangkara FC. Selain itu, posisi para pemain kerap tak ideal dan terlalu jauh.
"Jadi tekanan buat lawan longgar. Inilah yang membedakan kualitas bermain, kualitas pemain. Kita lihat Bhayangkara lebih enak bermain karena banyak pengalaman. Ini jadi pembelajaran buat kami bagaimana ke depan bermain," kata dia.
Untuk memperkuat kemampuan timnya dalam laga lanjutan Liga 1 itu, Seto sempat melakukan pergantian pemain di antaranya Saimima dengan Dave Mustaine dibabak kedua. Kendati demikian, usaha itu tetap tak berbuah signifikan.
Meski banyak pemain tak dalam kemampuan terbaik, ia menilai pemain masih memiliki keyakinan untuk bisa menang. Keyakinan itu ada seperti saat sebelum mereka melakukan laga melawan Bhayangkara.
"Tapi tetap kita apresiasi pemain. Meski ada beberapa yang tak fit, tapi mau berjuang dan bekerja keras," kata dia.
Dalam pertandingan yang sempat diwarnai insiden benturan antar pemain Bhayangkara FC, PSS kebobolan lebih dulu lewat gelandang Bhayangkara, Flavio Beck Junior pada menit ke-16, lalu PSS berhasil menyeimbangkan kedudukan melalui tendangan jarak jauh Yevhen Bokhashvili pada menit ke-59.