REPUBLIKA.CO.ID, LYON -- Presiden Olimpique Lyon Jean-Michel Aulas mengungkapkan, Tottenham Hotspur menjadi klub pertama yang secara resmi melayangkan penawaran untuk bisa mendapatkan Tanguy Ndombele. Namun, proposal senilai 45 juta euro (Rp 724 miliar) yang dilayangkan Spurs ditolak mentah-mentah oleh Aulas.
"Tottenham membuat penawaran pertama untuk Ndombele, dan kami sempat melakukan pembicaraan. Namun, bisa dipastikan belum ada kesepakatan apapun yang tercapai antara kedua tim,'' ujar Aulas kepada RMC Sports, seperti dikutip Eurosport, Jumat (28/6).
Nama Tanguy Ndombele tengah menjadi incaran sejumlah klub besar Eropa. Ini lantaran penampilan apik yang ditunjukan gelandang berusia 22 tahun sepanjang musim lalu. Ia mampu membawa Lyon mengalahkan Manchester City dan menahan imbang Barcelona di pentas Liga Champions.
Sepanjang musim lalu, Ndombele bermain 48 kali dan mencetak dua gol. Penampilan impresifnya mengantarkan Ndombele menembus tim utama timnas Prancis, dan menjalani laga debutnya buat Les Bleus pada laga persahabatan kontra Islanda, Oktober silam.
Berbagai rumor soal kepergian Ndombele langsung bermunculan di berbagai media di Eropa. Terakhir, eks gelandang Amiens itu disebut-sebut telah setuju untuk bergabung dengan Spurs. Bahkan, The Lilywhites dikabarkan sudah mencapai kata sepakat dengan Lyon terkait nilai transfer Ndombele, yang mencapai 65 juta euro. Namun, semua kabar itu langsung dibantah Aulas.
Aulas menambahkan, saat ini klubnya tidak mau terburu-buru untuk segera melepas Ndombele. Menyebut Ndombele sebagai salah satu pemain terbaik di Lyon saat ini, Aulas pun menyebut, nilai transfer yang bisa membuat Lyon berpikir ulang untuk mempertahankan Ndombele.
"Kami tidak mau terburu-buru. Tanguy telah memperlihatkan kualitasnya. Dia salah satu pemain terbaik kami saat ini. Mungkin, jika saya menunggu sepekan lagi, perkiraan nilai transfernya bisa mencapai 80 juta euro. Saya tidak tahu secara pasti berapa nilai transfer Ndombele. Tapi yang pasti harus lebih dari 45 juta euro," kata Aulas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
