REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang menargetkan untuk mempertahankan posisi runner-up di Porprov Jatim VI Tahun 2019. Atlet yang membela Malang dalam 38 cabang olahraga (cabor) juga didorong memeroleh medali sebanyak mungkin.
"Beberapa langkah perbaikan juga telah kami dilakukan untuk mencapai target tersebut," kata Ketua KONI Malang, Edy Wahyono, di Balai Kota Malang, Senin (1/7).
Menurut Edy, semangat dan tekad yang membuatnya menargetkan posisi kedua Porprov Jatim VI. Apalagi, para atlet telah melakukan sejumlah persiapan. Di antaranya meliputi intensifikasi lewat puslatcab serta try-in dan try-out cabor. Lalu, pemetaan cabor unggulan dan penetapan estimasi perolehan medali serta pemetaan kabupaten dan kota kompetitor di masing-masing cabor.
"Lalu optimalisasi peran pelatih dan pelaksanaan monitoring, juga evaluasi pelaksanaan kegiatan cabor," jelas Edy.
Porprov Jatim VI akan kembali diselenggarakan di empat kabupaten, yakni Lamongan, Gresik, Tuban, dan Bojonegoro. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan dari 6 sampai 13 Juli mendatang.
Kota Malang telah mengirim 574 atlet di ajang empat tahunan tersebut. Jumlah ini terdiri dari 240 atlet putra, 199 putri, 135 pelatih dan ofisial. Para peraih medali emas nantinya dijanjikan mendapatkan bonus Rp 30 juta dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji mendorong agar para atlet terus berjuang mengukir prestasi serta mengharumkan nama Kota Malang. Sebab, Porprov bagaimanapun suatu wahana ajang kompetensi bagi para atlet untuk mengembangkan prestasi dan potensi pada bidang olahraga. Oleh karena itu, atlet diharapkan dapat menunjang usaha pemerintah dalam meningkatkan prestasi olahraga tingkat daerah.
Di sisi lain, Sutiaji menilai, melahirkan bibit-bibit olahragawan untuk masa depan menjadi hal penting. Untuk itu, ia menekankan pembinaan atlet harus dilakukan sejak usia dini. Tujuannya, lanjut dia, tentu saja agar prestasi olahraga Kota Malang terus meningkat.
Untuk mencapai prestasi, Sutiaji mengakui, ini tak serta merta menjadi tanggung jawab atlet dan pelatih. Menurut dia, semua ini menjadi tugas bersama seluruh pihak. Mulai dari atlet, pelatih, pengurus cabang, KONI, pemerintah daerah, para pelaku usaha hingga masyarakat.