REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrikan mesin asal Jepang, Honda, mengakui sempat mencemaskan kondisi power unit yang digunakan pembalap Red Bull Max Verstappen ketika meraih kemenangan GP Austria, Ahad (30/6). Verstappen sempat mengeluhkan kehilangan tenaga power unit mobilnya sebelum akhirnya menyalip pembalap Mercedes Valtteri Bottas dan mengambil pimpinan lomba dari Charles Leclerc dengan kecepatan yang mengagumkan.
"Kami mencemaskan sistem pendingin," kata Direktur Teknis F1 Honda Toyoharu Tanabe seperti dikutip laman resmi Formula 1, Selasa (2/7). "Tentunya suhu yang tinggi memaksa kami untuk menjaga power unit. Kami mencoba mengeluarkan tenaga sebanyak mungkin yang kami bisa."
Mercedes juga terpaksa untuk menjaga power unit mereka karena masalah kelebihan panas. Namun Tanabe tak menyangka power unit Honda bisa menunjukkan performa yang tinggi di balapan hari itu. Menurut dia, pada balapan-balapan sebelumnya, Honda melihat Mercedes yang sangat kuat.
"Terkadang kami bisa bersaing dengan Ferrari. Namun, kami menunjukkan performa terkuat melawan mereka, jadi aku sedikit terkejut," kata Tanabe.
Honda kembali ke F1 pada 2015 dan telah menjalani tiga musim yang kelam bersama McLaren, dan satu tahun bersama Toro Rosso, sebelum bermitra dengan Red Bull. Tanabe sangat senang melihat Verstappen berjaya di GP Austria.
"Setelah start balapan aku sedikit terkejut dan kemudian cemas. Setelah itu lajunya bagus, sangat bagus. Di tengah balapan aku mulai percaya jika kami bisa naik ke posisi yang lebih tinggi. Kemudian, akhirnya, Max finis balapan di tempat pertama, dan hari itu fantastis," kata dia.
Kemenangan di Austria itu menjadi kali pertama bagi Honda meraih trofi juara seri sejak terakhir kali pada 2006. Verstappen pun mengakhiri rekor kemenangan beruntun Mercedes selama delapan kali pada musim 2019.