REPUBLIKA.CO.ID, BELOHORIZONTE -- Lionel Messi sudah setuju untuk mengorbankan gaya mainnya yang biasa berpetualang di lapangan, demi kebaikan timnya, kata pelatih Argentina Lionel Scaloni menjelang semifinal Copa America melawan Brasil, Rabu (3/7) pagi WIB. Messi tidak bisa menyulap serangan maut pada Copa America seperti biasa dia ciptakan untuk Barcelona.
Ia hanya mencetak satu gol dari empat pertandingan dan kesulitan menciptakan peluang gol untuk rekan-rekan sesama penyerang Tango. Tetapi Scaloni yakin Messi bisa berkontribusi sama besarnya dengan menjadi dirijen Argentina.
"Kami telah menyaksikan dia mencetak tiga gol pada setiap pertandingan dan membawa bola melewati lima pemain, tetapi kami meminta dia untuk melakukan hal yang berbeda dan kami lebih dari sekadar senang untuk tugas yang dia lakukan," kata Scaloni dalam jumpa pers.
"Dia menerima beban kerja, dia pembawa bendera kami."
Messi mengancam keluar dari timnas Argentina setelah kalah pada final Copa America 2016 melawan Cile melalui adu penalti dan istirahat setelah Piala Dunia 2018 sebelum kembali ke timnya Maret lalu. Scaloni menyebut kehadirannya telah membangkitkan semangat skuat Argentina.
"Para pemain begitu mencintai Messi sampai kadang mereka mengaku ingin menjuarai turnamen ini demi dia," kata Scaloni. "Pemain terbaik dalam sejarah sepak bola ini belum punya piala bersama Argentina, tetapi kami semua ingin juara, bukan cuma dia."
Scaloni telah mengubah formasi timnya sepanjang Copa America tetapi sepertinya sudah terpaku kepada formula efektif saat menang 2-0 dalam perempat final melawan Venezuela. Ia menurunkan Lautaro Martinez dan Sergio Aguero dipasang mendampingi Messi dalam serangan.
Pelatih yang tidak pernah melatih satu tim mana pun sebelum menangani Argentina, Agustus silam, telah memastikan bahwa Aguero akan kembali dimainkan sejak awal. Tetapi, ia menegaskan belum memutuskan komposisi starter untuk laga semifinal di mana mereka menghadapi tugas yang berat itu.
Argentina takluk kepada Brasil pada final Copa Amerika 2007 dan 2004. Tim Tango juga tidak pernah bisa mengalahkan musuh bebuyutannya itu dalam pertandingan kompetitif sejak keunggulan 3-1 dalam sebuah pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada 2005.
"Brasil saat ini terlihat sangat kuat, mereka sudah lama bermain bersama. Kami kira kami bisa lolos, tetapi mereka tampil di kandang, memainkan Copa America-nya dan statistik lebih berpihak kepada mereka," kata Scaloni mencoba memberikan tekanan kepada Brasil.
Ikuti Whatsapp Channel Republika