Ahad 07 Jul 2019 15:51 WIB

Messi Tetap Bangga Atas Capaian Argentina di Copa America

Argentina meraih peringkat ketiga Copa America 2019 setelah mengalahkan Cile, 2-1.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Andri Saubani
Kapten Argentina Lionel Messi dan pemain Cile Gary Medel saat pertandingan perebutan tempat ketiga Copa America 2019, Ahad (7/7) dini hari WIB.
Foto: EPA
Kapten Argentina Lionel Messi dan pemain Cile Gary Medel saat pertandingan perebutan tempat ketiga Copa America 2019, Ahad (7/7) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAOLO -- Argentina paling tidak bisa pulang dengan kepala tegak, usai mengalahkan Cile, dalam perebutan peringkat ketiga Copa America 2019. Argentina gagal ke final usai dikalahkan Brasil 0-2, sementara Cile, sang juara bertahan, terpaksa tak bisa mempertahankan gelar lantaran dibantai Peru 0-3.

Argentina mengawali Copa America kali ini dengan hasil mengecewakan, saat kalah 0-2 oleh Kolombia dan imbang 1-1 lawan Paraguay. Sehingga langkah mereka ke perempat-final harus ditentukan di laga pamungkas. Itu pun mereka hanya menang 2-0 lawan tim undangan, Qatar. Karena itu, peluang Argentina untuk bisa menjadi juara pun diragukan.

Baca Juga

Hal itu terbukti saat Lionel Messi dkk harus tumbang oleh tuan rumah Brasil di semifinal. Oleh karena itu, medali dari peringkat ketiga ini bisa menjadi obat dari luka kegagalan mereka. Terakhir kali tim Tanggo menjadi jawara di Copa America yaitu pada 1993 di Ekuador. Sejak saat itu, Argentina tak pernah lagi mendapatkan gelar dengan begitu banyak pemain bintang di dalamnya.

Lionel Messi mengaku bangga dengan penampilan Argentina dan cara timnya berkembang dalam Copa America 2019. Dengan kemenangan 2-1 atas Cile, Messi mengaku dapat pulang dengan kepala tegak karena paling tidak Argentina bisa membawa medali. Tidak peduli dengan kartu merah yang diterimanya, Messi menilai hal yang paling penting adalah timnya finis di posisi tiga Copa America.

"Walaupun tidak dapat bertanding sampai selesai, saya dapat pulang dengan tenang. Saya dapat mengangkat kepala dan saya bangga dengan tim, yang telah memberikan segalanya," ucap Messi, dikutip dari Marca, Ahad (7/7).

Penyerang Barcelona itu menilai, tidak mudah memulai pertandingan dengan kekalahan dan imbang. Namun dua start buruk tersebut membuat timnya justru semakin kuat. Pelatih Lionel Scaloni juga berperan dalam membangun tim dan menemukan cara bermain untuk Argentina.

"Kami bermain dengan baik dalam laga ini dan juga lawan Brasil," kata Messi.

Minimnya kecepatan dari pemain bertahan pasukan Lionel Scaloni ini menjadi catatan tersendiri. Scaloni memang telah mengubah beberapa nama di barisan pertahanan. Namun, gol Paraguay di fase grup dan gol kedua Brasil di semifinal, membuktikan bahwa Argentina butuh bek baru dengan kecepatan yang lebih baik.

Walaupun Scaloni merasa kesempatan juara timnya direnggut oleh Video Assistance Referee (VAR). FA Argentina bahkan melayangkan nota protes kepada CONMEBOL, yang menglaim tim keamanan presiden Brasil mengintervensi komunikasi VAR sebelum pertandingan semifinal dimulai.

"Setelah pertandingan kami berpikir bahwa mereka mengambil segalanya dari kami dan hari berikutnya kami sedikit lebih tenang,'' ungkap Scaloni.

Di sisi lain, Cile, perlu melakukan peremajaan pemain. Sebagian besar skuat Cile telah berusia di atas 29 tahun, dan merupakan skuat yang meraih juara dalam Copa America sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement