REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertandingan Persija Jakarta menjamu Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Rabu (10/7) berlangsung aman dan lancar dengan hasil akhir imbang 1-1. Aparat keamanan berhasil menjaga ketertiban arus suporter termasuk pendukung Persija berdarah Sunda yang datang dari sejumlah wilayah Jawa Barat.
Kasubdit Keamanan dan Keselarasan Polda Metro Jaya, AKBP Suhli, mengakui banyak juga pendukung Persija yang berasal dari wilayah Jawa Barat. ''Pendukung yang datang dari berbagai wilayah seperti Depok, Bekasi, Parung, Rangkas, Banten,'' kata Suhli. ''Tetapi, seluruh adalah pendukung Persija.''
Mereka diperbolehkan masuk area Stadion GBK karena pendukung Jakmania meski berasal dari wilayah Jawa Barat. ''Kita tanyakan mereka dari mana saja. Kebanyakan dari Jawa Barat, tapi mereka pendukung Persija,'' katanya.
Suhli mengatakan pergerakan suporter terbilang aman terkendali baik yang datang dari arah Stasiun Palmerah maupun yang menggunakan bus. Pihaknya pun hanya menertibkan suporter yang duduk-duduk di atas badan bus. Aparat menurunkan suporter demi keamanan dan keselamatan mereka sendiri.
Sebelumnya suporter Persija Jakarta yang tergabung dalam wadah "Budak Oranye Indung Sunda" (Bois) Purwakarta, Jawa Barat, juga ikut meramaikan Stadion GBK. Bois berharap rivalitas pendukung tidak merusak citra sepak bola Indonesia.
''Kami ingin membuktikan bahwa suporter sepak bola bisa menikmati jalannya pertandingan dari manapun dia berasal," kata Ketua Bois Purwakarta, Sahrul, di Jakarta, Rabu (10/7).
Sahrul bersama koleganya berangkat dari Purwakarta dan tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta sejak pukul 07.00 WIB untuk menyaksikan jalannya laga pekan kedelapan Liga 1 Musim 2019. Sahrul mengatakan Bois Purwakarta adalah sub organisasi pendukung yang menginduk pada Koordinator Wilayah (Korwil) Karawang, Jawa Barat.
Susunan pengurus maupun keanggotaan dari organisasi yang dibentuk pada 2012 itu diisi oleh warga Jawa Barat yang cinta pada sepak bola. Masyarakat Jawa Barat yang selama ini identik dengan pendukung fanatik Persib, kata dia, merupakan pilihan dalam menikmati pertandingan sepak bola.
Namun pihaknya mengingatkan agar dukungan fanatik terhadap klub tertentu jangan sampai dirusak oleh perilaku negatif yang mencoreng semangat olah raga dalam mempersatukan bangsa. ''Kami tidak melihat lagi unsur suku untuk mendukung klub sepak bola di daerah. Yang kami lihat adalah prestasinya," katanya.
Sahrul mengatakan penampilan Andritany Adhiyasa dan kolega selama gelaran Liga 1 2018 hingga musim 2019 terus memperlihatkan tren positif. "Kita lihat realitanya saja pada prestasi yang diraih. Bila tim kita kalah pun, bertindaklah sportif. Yang terpenting dari sepak bola adalah cara kita menikmati jalannya pertandingan dan menyikapi kekalahan dengan berlaku dewasa,'' tutup Sahrul.