Kamis 11 Jul 2019 21:30 WIB

Pelatnas Atletik Tetap Ingin Gunakan Stadion Madya

Lalu Muhammad Zohri dan kolega harus berbagi lapangan dengan pemain Bhayangkara.

Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (3/7).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim atletik nasional ingin tetap berlatih di lapangan sepak bola Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta meski harus berbagi tempat dengan tim sepak bola Bhayangkara FC. 

"Sebab lintasan atletik di lapangan sepak bola itu telah memenuhi standar keamanan," kata kepala pelatih atletik nomor lari cepat, Eni Nuraeni, di Jakarta, Kamis (11/7).

Baca Juga

Hal itu dikemukakan Eni menyikapi keputusan pengelola yang mengizinkan Bhayangkara FC bermarkas di Stadion Madya selama mengarungi kompetisi Liga 1 Musim 2019 terhitung sejak Kamis (3/7).

Keputusan tersebut membuat sprinter Lalu Muhammad Zohri dan kolega harus berbagi lapangan latihan dengan pemain Bhayangkara di Stadion Madya. Eni menyebut alasan tim atletik ingin tetap berlatih di lokasi itu karena fasilitas yang tersedia memenuhi standar kelayakan internasional.

Kelayakan yang dimaksud di antaranya lintasan lari yang terdiri atas delapan lajur mengelilingi lapangan sepak bola. Sementara area pemanasan yang menjadi lokasi berlatih anak asuh Eni di belakang tribun timur Stadion Madya, dianggap berpotensi mencederai atlet karena fasilitas yang tidak memenuhi standar keamanan.

Sudut tikungan dalam lintasan lari, kata dia, menjadi hal krusial bagi atlet nasional saat berlatih. Alasannya, sudut yang terlalu tajam berpotensi mencederai pelari.

"Saat ini kami berlatih di area pemanasan. Yang jadi masalah itu tikungannya. Dari semula enam lajur lintasan, pas masuk ke tikungan jadi cuma tiga lajur. Kalau pelari saya melesat cepat, bisa bablas ke luar lapangan," katanya.

Lintasan lari di zona pemanasan disebut Eni juga berbahaya bagi atlet lari estafet.

"Kalau buat atletik, lintasannya harus yang standar, Apalagi tim estafet pertukaran tongkat dilakukan pas tikungan," katanya.

Pelatih peraih penghargaan terbaik di Asia pada 2019 itu juga menyoroti larangan melintas di atas rumput stadion oleh pengelola sejak Bhayangkara mulai menggunakan area itu untuk bertanding.

"Penguatan kaki untuk lompat biasanya kita lakukan di rumput stadion. Tapi sekarang, untuk melintas saja tidak bisa," katanya mengeluhkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement