Selasa 16 Jul 2019 08:55 WIB

Ambisi Zheng Siwei

Zheng Siwei bertekad ingin menyamai prestasi Liliyana Natsir

Pemain peringkat 1 dunia di ganda campuran asal Cina, Zheng Siwei
Foto: Tim Humas PBSI
Pemain peringkat 1 dunia di ganda campuran asal Cina, Zheng Siwei

REPUBLIKA.CO.ID, Pemain muda spesialis ganda campuran asal Cina, Zheng Siwei mencanangkan sejumlah target di turnamen Blibli Indonesia Terbuka 2019 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation. Di turnamen yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada 16-21 Juli 2019, pemain peringkat 1 dunia bersama Huang Yaqiong ini belum pernah sekalipun menjuarai turnamen ini.

Zheng Siwei pertama kali turun di turnamen senior pada 2016 lalu. Saat itu, ia berpasangan dengan pemain Cina lainnya, Chen Qingchen. Ia memasuki turnamen senior dengan menyandang dua gelar juara dunia junior 2015 bersama Chen Qingchen di ganda campuran dan sekaligus di ganda putra bersama He Jiting. Pantas saja, status ‘generasi emas’ Cina disandang pemain ini karena dianggap sebagai pemain yang berpotensi.

Dan tak butuh waktu lama bagi pasangan Zheng/Chen untuk menjadi peringkat 1 dunia versi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Meski kemudian, pasangan ini ‘diceraikan’ pada 2018. Zheng dipasangkan dengan Huang Yaqiong. Sedangkan Chen fokus di ganda putri bersama Jia Yifan.

Alasan diceraikannya pasangan ini, tidak lain karena tidak mampu mendobrak kekuatan pasangan senior Indonesia saat itu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sejak pensiunnya pasangan senior Cina, Xu Chen/Ma Jin dan Zhang Nan tak lagi berpasangan dengan Zhao Yunlei, tidak ada lagi pasangan Cina yang mampu mengalahkan Tontowi/Liliyana.

Begitu pun dengan pasangan masa depan Cina, Zheng/Chen. Meski berperingkat 1 dunia, namun mereka dikalahkan Tontowi/Liliyana di final dua turnamen penting pada 2017 yaitu final Kejuaraan Dunia 2017 dan final Indonesia Terbuka 2017.

Langkah Zheng Siwei di Indonesia Terbuka memang bisa dikatakan belum beruntung. Ia pertama kali bermain di Indonesia Terbuka 2016. Saat itu, ia harus ‘angkat koper’ lebih dulu karena dikalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Cristinna Pedersen di babak pertama.

Di Indonesia Terbuka 2017, ia mampu menembus babak final, namun ditaklukkan pasangan tuan rumah, Tontowi/Liliyana. Nasib tak beruntung juga diraihnya di Indonesia Terbuka 2018. Zheng yang sudah dipasangkan dengan Huang Yaqiong kalah di babak semifinal melawan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Di final, Chan/Goh takluk di tangan Tontowi/Liliyana yang merebut gelar keduanya di Indonesia Terbuka.

Tahun ini, saya berharap tembus final dan bisa juara. Karena belum pernah juara

 

“Saya kalah di semifinal melawan Chan/Goh. Tahun ini, saya berharap tembus final dan bisa juara. Karena belum pernah juara,” kata Zheng Siwei dalam jumpa pers di Ruang jumpa pers di Istora Senayan, Senin (15/7).

Zheng menambahkan, ia akan bermain sebaik mungkin untuk merebut gelar perdananya di Indonesia. Apalagi Indonesia Terbuka 2019 ini merupakan turnamen kelas Super 1000 yang tentunya memiliki poin besar untuk menuju Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

“Saya ingin berusaha merebut juara di sini, karena poinnya sangat tinggi. Agar ke depannya lebih mudah,” kata Zheng menambahkan.

Selain itu, ia juga mengusung target lebih besar yaitu ingin menyamai prestasi Liliyana Natsir. Ia sangat mengagumi Liliyana yang dianggapnya sebagai pemain legenda. Meski ia mengakui akan sangat sulit untuk menyamai prestasi idolanya tersebut.

“Dia atlet yang luar biasa. Sangat susah dilampaui pemain sekarang. Dia salah satu atlet yang luar biasa. Dan saat ini saya berupaya mengejar prestasi dan mendekati yang dibuat Liliyana (dengan menjuarai Indonesia Terbuka),” ujar dia.

Liliyana Natsir bisa disebut pemain dunia yang memiliki prestasi yang lengkap. Liliyana meraih empat kali gelar juara dunia dari dua pasangan yang berbeda yaitu dengan Nova Widianto pada 2005 dan 2007. Serta bersama Tontowi Ahmad menjadi juara dunia pada 2013 dan 2017.

Prestasi Liliyana makin lengkap setelah meraih medali emas Olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad. Prestasi ini merupakan pembalasan bagi Liliyana setelah gagak di final Olimpiade 2008 saat masih bersama Nova Widianto. Saat itu ia harus rela mendapatkan medali perak setelah dikalahkan pasangan Korea Selatan, Lee Yong Dae/Lee Hyu Jung.

Di ajang turnamen kalender BWF, Liliyana juga menorehkan prestasi gemilang. Salah satunya di turnamen bulu tangkis tertus, All England. Bersama Tontowi Ahmad, Liliyana menorehkan gelar juara All England tiga kali beruntun pada 2012, 2013 dan 2014. Bersama Tontowi juga, Liliyana meruntuhkan ‘kutukan’ di Istora Senayan dengan menjuarai dua kali turnamen Indonesia Terbuka pada 2017 dan 2018.

Sebelumnya, Liliyana juga dua kali meraih juara Indonesia Terbuka yaitu 2005 bersama Nova Widianto serta di Indonesia Terbuka 2008 bersama pasangannya di ganda putri, Vita Marissa. Total, Liliyana mengoleksi empat gelar juara Indonesia Terbuka. Pemain putri Indonesia terbanyak yang menjuarai Indonesia Terbuka masih dipegang Ivana Lie dan Minarti Timur dengan lima kali gelar juara.

Sedangkan Zheng Siwei, meski saat ini berperingkat 1 dunia di ganda campuran, prestasinya memang masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Liliyana Natsir. Zheng baru meraih satu gelar juara dunia yaitu pada 2018 dan satu gelar All England juga pada 2018 bersama Huang Yaqiong. Sedangkan untuk prestasi di Olimpiade, ia sedang mengejarnya di Olimpiade Tokyo 2020.

Akan tetapi, dengan usianya yang masih muda yaitu 22 tahun, bukan tidak mungkin untuknya menyamai atau bahkan melewati prestasi Liliyana. Kini berpasangan dengan Huang Yaqiong, mereka kerap dijuluki ‘pasangan monster’ di ganda campuran yang sangat sulit untuk ditembus. Sejak Oktober 2018, mereka belum tergoyahkan di pucuk peringkat dunia ganda campuran saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement