REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi mendorong penyelenggara Liga 1 agar menggunakan Video Assistant Referee (VAR) dalam setiap pertandingan. Menpora menilai pemakaian VAR menghindari dugaan kecurangan pengaturan skor.
"Dengan VAR diberlakukan, maka itu akan membantu wasit dan bisa mengurangi gesekan antarsuporter atas kecurigaan-kecurigaan," kata Imam di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, Senin (15/7).
Menurutnya, penyelenggara Liga 1 perlu mencontoh kompetisi swasta yang menggunakan VAR. Salah satunya, kata dia, Bandung Premiere League (BPL) yang menggunakan teknologi canggih tersebut.
"Itu (penyelenggara) harus tiru Bandung Super League itu lho, kompetisi turnamen swasta atau amatir tapi pake VAR," kata dia.
Bila perlu, kata dia, pihak penyelenggara Liga 1 harus berkomunikasi dengan penyelenggara BPL untuk mengestimasi biaya pengadaan asisten wasit berbasis video yang kini banyak diterapkan dalam sepak bola kancah dunia. Selain itu, menurutnya dengan adanya teknologi modern tersebut, citra sepak bola Indonesia bisa menjadi positif setelah dilanda kontroversi pengaturan skor.
"Sekarang era sudah terbuka, ayo kita berbenah, pakai VAR-lah, masa gitu aja enggak bisa," kata dia.
Baru-baru ini, pertandingan Persija Jakarta kontra Persib Bandung pada pekan 8 Liga 1 2019, Rabu (10/7), menuai kontroversi. Gol penyerang Persija Marco Simic ke gawang Persib diragukan valid karena dinilai belum sempurna melewati garis gawang.
Kontroversi juga hadil dalam pertandingan PSM Makassar kontra Bhayangkara FC pada Piala Indonesia, Jumat (3/5) lalu. Bola yang dianggap telah melewati garis gawang hasil serangan pemain Bhayangkara Anderson Salles tidak disahkan wasit sebagai gol.
Keputusan wasit itu mengecewakan pelatih Bhayangkara, Alfredo Vera. Apalagi saat itu PSM unggul dan mencetak dua gol lewat M Rahmat dan Rizki Pellu.