REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Finalis Liga Champions 2018/2019 Tottenham Hotspur bertolak menuju Shanghai, China, untuk meladeni tantangan sesama klub Inggris Manchester United (MU) di Stadion Hongkou pada 25 Juli mendatang. Pertemuan tim papan atas Liga Primer Inggris itu merupakan pertandingan pramusim International Champions Cup.
Shanghai menjadi kota kedua di Asia yang disinggahi Spurs untuk menunjukkan rasa terima kasihnya kepada para penggemar di negara berpenduduk 1,5 miliar itu.
"Perjalanan ini merupakan kesempatan bagi kami untuk mengucapkan terima kasih kapada penggemar yang mendukung kami dari jauh dengan penuh semangat," kata Direktur Eksekutif Tottenham Hotspur, Donna Maria Cullen, dikutip China Daily, Rabu (17/8). "Tottenham merupakan keluarga global dan China sangat mencintai sepak bola. Oleh sebab itu kami benar-benar mendapatkan kesuksesan menembus final Liga Champions bersama para penggemar kami yang tumbuh pesat di sini."
Meskipun ketenaran Spurs di China masih di bawah Manchester United dan juara Liga Champions, Liverpool, Spurs akan terus berupaya menjaring para penggemarnya di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu melalui media sosial (medsos).
"Kami merupakan klub kedua Liga Primer yang telah meluncur di Weibo dan klub pertama di platform video pendek Douyin," kata Cullen menyebutkan kampanye klubnya di dua platform medsos China itu. "Kami baru saja meluncur di Tmall dan Wechat serta akan meluncur di Toutiao sehingga penggemar kami di sini dengan senang hati bisa mengakses beragam ''merchandise'' kami. Secara keselurahan komunitas daring kami di China sudah mencapai angka 2,3 juta."
Menurut Cullen, kampanye Tahun Baru Imlek 2019 Spurs sangat berhasil dengan meraih 15 juta penggemar dan lebih dari 8,5 juta penonton video. "Acara pertunjukan baru Weibo di Shanghai akan diluncurkan, sedangkan Harry Winks akan menjadi pemain ketiga kami (setelah Harry Kane dan Dele Alli) yang akan meluncurkan akun pribadinya di Weibo," kata Cullen.
Hal itu merupakan strategi lain Spurs untuk menjaring kaum loyalisnya di China yang gemar menghamburkan uang demi klub kesayangannya. Namun tidak seperti beberapa klub Eropa lainnya, Spurs masih belum memastikan mendirikan sekolah sepak bola di China untuk program pembibitan generasi Wu Lei, pesepak bola China yang kini memperkuat klub La Liga, Espanyol.
"Kami belum yakin dengan model waralaba (seperti yang dilakukan oleh beberapa klub Eropa yang membuat sekolah sepak bola di China)," ujar Cullen beralasan.
Saat ini Spurs sedang berkonsentrasi menghadapi MU di kota termahal di China itu pada pekan depan. Menurut Cullen, para penggemarnya di China dapat menyaksikan kekuatan penuh Spurs, termasuk penampilan Tanguy Ndombele, pemain barunya yang mencatat rekor transfer tertinggi dari Lyon senilai 63 juta pounds.