REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman menilai seharusnya timnya mendapatkan penalti atas pelanggaran terhadap Irfan Jaya pada pertandingan kontra PSM di Stadion Mattoangin Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (17/7) malam. Namun penalti yang diharapkan tak didapat.
"Kami dari bench pemain yakin Irfan dilanggar dan harusnya dapat penalti. Tapi wasit membiarkan itu dan kami pun harus mengakui kekalahan," kata Djanur, sapaannya, usai pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan PSM itu.
Ia menjelaskan kinerja pemain belakang Persebaya menjadi sorotan dalam beberapa laga terakhir tim asal Jawa Timur tersebut. Djanur mengakui tidak bisa maksimal dalam mengevaluasi segala kekurangan itu karena jadwal yang begitu padat.
"Tiga pertandingan (telah dijalani) enam gol dan tentu harus diperbaiki, namun waktu kami untuk latihan memang sempit. Besok kami pulang dan mungkin hanya bisa latihan sehari sebelum main pada 21 Juli nanti," ujarnya.
Mantan pelatih Persib Bandung itu juga berharap kehadiran Hansamu Yama dan Ruben Sanadi pada laga berikut dapat membantu memperkokoh lini belakang Persebaya Surabaya.
"Hansamu Yama dan Ruben Sanadi kami harapkan bisa bantu bantu dengan tenaga yang lebih segar," kata dia.
Pemain Persebaya Surabaya Irfan Jaya mengaku senang dengan dukungan suporter di Makassar. Ia berharap bisa menjadi contoh bagi para suporter lain untuk tampil berdampingan dalam satu stadion.
"Saya senang bisa bermain di Makassar. Saya orang Sulsel dan memperkuat Persebaya Surabaya dan harus profesional," tuturnya.