Sabtu 20 Jul 2019 11:11 WIB

Striker Berdarah Turki Ini Jadi Senjata Baru Liverpool

Klopp kepincut dengan aksi Brewster kala cetak hattrick ke gawang Accrington Stanley.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Didi Purwadi
Rhian Brewster (dua kanan)
Foto: EPA-EFE/Piyal Adhikary
Rhian Brewster (dua kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Nama Rhian Brewster langsung menjadi sorotan pasca Liverpool merampungkan dua laga uji coba pramusim 2019/2020. Di dua laga tersebut, penyerang berusia 19 tahun itu mampu mencetak total tiga gol, dua gol ke gawang Tranmere Rovers dan satu gol ke gawang Bradford City, akhir pekan lalu.

Namun, tiga gol di dua laga tersebut sejatinya merupakan penegasan kembali kemampuan Brewster. Nama Brewster sebenarnya sudah menarik perhatian publik sepak bola Inggris sejak 2017 silam. Bersama Callum Hudson-Odoi dan Phil Foden, Brewster menjadi senjata andalan The Three Lions kala pertama kali merengkuh titel Piala Dunia U-17 pada 2017 silam.

Bahkan, dibanding dua koleganya tersebut, nama Brewster jauh lebih mengkilap. Pemain kelahiran London itu menyabet gelar sepatu emas atau pencetak gol terbanyak, dengan koleksi delapan gol di sepanjang gelaran turnamen yang digelar di India tersebut. Puncaknya saat Brewster menyumbang satu gol kala Inggris menumbangkan Spanyol 5-2 di babak final Piala Dunia U-17.

Performa impresif Brewster ini terjadi setahun setelah pelatih Liverpool, Juergen Klopp, memutuskan untuk menyertakan Brewster dalam sesi latihan tim utama The Reds pada 2016 silam. Klopp kepincut dengan aksi Brewster kala mencetak hattrick ke gawang Accrington Stanley pada awal musim 2016/2017 silam. Pada usia 16 tahun, Brewster sudah berlatih bersama tim utama The Reds.

Brewster sempat dipercaya menghuni tim utama Liverpool dan duduk di bangku cadangan kala The Reds menghadapi Crystal Pallace di penghujung musim 2016/2017. Kendati begitu, kiprahnya di tim senior Liverpool terhenti setelah sempat mengalami cedera ringan. Alhasil, pada musim berikutnya, Brewster memperkuat Liverpool U-18 kemudian promosi ke tim Liverpool U-23. Selama memperkuat Liverpool U-23, Brewster mencatatkan 15 gol dari 36 penampilan.

Petaka sempat menimpa Brewster pada Januari 2018. Pemain keturunan Turki itu menderita cedera engkel di kaki kanan. Brewster salah mendarat usai melakukan perebutan bola di udara dengan salah satu penggawa Manchester City U-23. Namun, kondisi ini tidak membuat manajemen Liverpool melupakan potensi yang dimiliki Brewster. Bahkan, pada Juni 2018, Liverpool memperpanjang kontrak Brewster menjadi lima tahun.

18 bulan pun berlalu setelah cedera parah tersebut. Setelah menjalani berbagai perawatan, Brewster akhirnya kembali dipanggil ke tim utama Liverpool. Kendati tidak diturunkan oleh Klopp, tapi Brewster tercatat telah memperkuat skuat Liverpool di dua laga pamungkas musim lalu. Yaitu saat menghadapi Barcelona di leg kedua babak semifinal Liga Champions dan kala The Reds menaklukan Tottenham Hotspur di partai final.

Memilih Meninggalkan Chelsea

Kendati dikenal sebagai salah satu pemain paling bersinar dari tim junior Liverpool, tapi Brewster sebenarnya bukanlah jebolan akademi sepakbola The Reds. Brewster baru bergabung bersama tim asal Merseyside itu pada usia 14 tahun. Brewster justru mulai belajar mengasah kemampuan sepak bolanya di Chelsea.

Brewster bergabung bersama akademi sepak bola Chelsea pada usia delapan tahun. Namun, seiring berjalannya waktu, Brewster menilai peluangnya untuk bisa menembus tim utama Chelsea begitu tipis. Tawaran dari Liverpool akhirnya datang dan tidak ingin disia-siakan oleh Brewster.

''Beberapa klub tertarik merekrut saya, salah satunya Liverpool. Itu adalah pilihan yang mudah. Liverpool adalah klub yang memberikan kesempatan para pemain muda untuk bisa terus belajar,'' kata Brewster seperti dikutip Liverpool Echo.

Keputusan itu terbukti tepat. Di pusat pelatihan tim junior Liverpool di Kirby, Brewster mendapatkan berbagai nasihat, termasuk dari legenda Liverpool, Steve McManaman, saat memberikan kursus singkat di Kirby. Menurut Brewster, McManaman memberikan nasihat tentang bagaimana kecenderungan seorang gelandang tengah mengirimkan umpan ke mulut gawang.

''Benar-benar luar biasa bisa belajar dari Steve. Saya ingin menjadi pemain yang memiliki gaya penyelesaian yang berbeda-beda di depan gawang, terutama dari umpan terobosan ataupuan umpan lambung,'' kata Brewster.

Brewster pun mengaku terinspirasi dari gaya permainan Luis Suarez. Menurut Brewster, ada sedikit kemiripan antara gaya permainannya dengan gaya bermain Suarez.

Sementara di tim utama Liverpool saat ini, Brewster bertekad untuk mengikuti jejak Roberto Firmino. ''Dia bermain dengan sangat efektif, dan saya ingin mengikuti gayanya bermain, sembari mengembangkan gaya saya sendiri,'' tutur Brewster.

Persiapan Liverpool

Menanggapi penampilan apik Brewster di dua laga uji coba Liverpool, Klopp mengakui, Brewster memiliki kesempatan besar untuk bisa tampil secara reguler di tim utama The Reds. Terlebih, The Reds telah sepakat untuk tidak melepas Danniel Sturridge pada akhir musim lalu. Brewster menjadi salah satu amunisi di lini depan Liverpool, selain Firmino, Mohammed Salah, atapun Sadio Mane.

Namun, semua kesempatan itu harus bisa dimanfaatkan oleh Brewster dengan mempertahakan konsistensi permainan. Pelatih asal Jerman itu pun menilai, kendati berposisi asli sebagai penyerang tengah, namun Brewster memiliki kemampuan untuk tampil sebagai pemain sayap. Kemampuan inilah yang jadi ciri khas dari para penggawa di lini serang Liverpool.

''Saya sempat berkata kepadanya, dia akan memainkan peranan penting pada musim depan. Seberapa penting? Itu tergantung dia. Dia mesti bisa bermain di banyak posisi. Selain sebagai penyerang tengah, dia juga bisa bermain di posisi sayap. Namun, saya yakin, dia akan mendapatkan kesempatan lebih banyak pada musim depan,'' ujar Klopp kepada The Express.

Brewster memiliki kesempatan untuk bisa menjawab ekpektasi Klopp dan Liverpool, tersebut, tepatnya saat Liverpool menghadapi Borussia Dortmund dalam tur pramusim di Amerika Serikat pada Sabtu (20/7) waktu setempat. Sementara dari segi penampilan tim secara keseluruhan, Klopp menilai tmnya masih belum menemukan ritme permainan yang tepat. Tapi, kondisi itu dinilai wajar di sepanjang pra-musim.

Kendati begitu, di laga kontra Dortmund di laga berikutnya, Klopp berharap anak-anak asuhnya bisa mulai mendapatkan sentuhan yang tepat dan meningkatkan aspek kebugaran. ''Di laga sebelumnya, kami sempat kehilangan ritme dan permainan kami begitu membosankan. Meski hal itu normal selama pra-musim, tapi kami harus bisa meningkatkan kemampuan secara perlahan hingga akhirnya tampil di laga perdana pada musim depan,'' kata eks pelatih Borussia Dortmund tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement