Selasa 23 Jul 2019 03:03 WIB

Menanti Episode Baru Liga Primer Inggris Bersama VAR

Apa pun itu, pro-kontra pemakaian VAR di dunia sepak bola selama ini lumrah terjadi.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Ilustrasi penggunaan sistem VAR.
Foto: EPA-EFE/SIMONE VENEZIA
Ilustrasi penggunaan sistem VAR.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris membuat gebrakan baru. Mulai musim 2019/2020, kompetisi tersebut memberlakukan penggunaan Video Assistant Referee (VAR).

Sebuah teknologi tayangan ulang yang disiapkan untuk membantu tugas wasit di lapangan. Ada tim pemantau dari ruangan. Tim tersebut selalu berkoordinasi dengan pengadil jika ada kejadian yang butuh peninjauan secara detail.

Baca Juga

Perwakilan dari setiap kesebelasan sudah menyetujui rencana ini. Pihak penyelenggara pun melakukan sejumlah uji coba. Hasilnya kesan optimisme digaungkan.

Kepala Eksekutif Interim Liga Primer, Richard Marters menyatakan, pihaknya siap melangkah jauh bersama VAR. Ia mengaku merasakan keresahan yang kerap terjadi. Penggemar dan klub terkadang kurang puas melihat keputusan wasit.

"Semoga ini berhasil, bisa menjernihkan semua keputusan. Kemudian, tanpa perlu mengganggu intensitas pertandingan Liga Primer yang cepat. Pada dasarnya itu dua tujuan kami," kata Masters dikutip dari Sky Sports, Ahad (21/7).

Sebelum Liga Primer Inggris, sejumlah kompetisi lain sudah banyak yang menerapkan VAR. Contohnya di Serie A dan La Liga. Kemudian di turnamen Liga Antarbangsa Eropa, Piala Dunia Wanita, Liga Champions, dan sebagainya.

Meski demikian masih ada tantangan yang bakal dihadapi penyelenggara. Selama ini, peninjauan VAR membuat pertandingan terhenti hingga beberapa menit. Pihak klub dan penonton kerap mengkritik hal ini.

Masters mengetahui situasi tersebut. Ia berharap jeda panjang yang sering terjadi, diminimalisasi. Pada intinya semua berpedoman pada aturan IFAB (Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional) untuk mengoperasikan VAR.

Penyerang AFC Bournemouth, Callum Wilson menyatakan sebaliknya. Ia pesimistis VAR bakal efektif. Ini dalam konteks kepuasan untuk semua pihak.

Wilson merasakan sendiri saat membela tim nasional Inggris pada semifinal Liga Antarbangsa- Eropa bulan lalu. Golnya dianulir. Wilson memprediksi suasana Liga Primer akan menciptakan banyak kekecewaan.

"Anda merayakan gol, tapi kemudian Anda butuh waktu untuk melihat apakah gol anda sah atau tidak. Ketika gol tersebut tidak disahkan, terasa seperti antiklimaks," ujar penyerang 27 tahun.

Beralih ke perwakilan klub. Arsenal menjadi tim yang paling setuju memberlakukan VAR. Sehingga berbeda dengan pandangan Wilson.

Bahkan sejak era Arsene Wenger, kubu the Gunners ingin teknologi ini bisa diterapkan. Pada akhir Desember 2017, skuat London Merah ditahan imbang West Bromwich Albion, 1-1.  Sang juru taktik menilai hukuman penalti untuk Arsenal tidak layak diberikan. "Kami ingin menjadikan Liga Primer sebagai Liga terbaik dunia, jadi sudah saatnya menggunakan itu (VAR)," ujar Wenger kala itu.

Apa pun itu, pro-kontra pemakaian VAR di dunia sepak bola selama ini lumrah terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement