REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas balap sepeda Indonesia mengincar dua medali emas pada SEA Games 2019 di Filipina, 30 November-11 Desember. Tim balap sepeda sudah memperhitungkan event dua tahunan tersebut tidak mempertandingkan disiplin trek.
"Memang benar. Target kami memang itu (dua emas). Kami sudah menghitung peluangnya," kata manajer timnas balap sepeda Indonesia Budi Saputra di Kantor Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) di Jakarta, Selasa (23/7).
Pada SEA Games 2019, kata dia, balap sepeda hanya akan mempertandingkan disiplin MTB (downhill dan cross country) serta BMX, termasuk free style. Selain itu juga akan mempertandingkan disiplin jalan raya atau road race.
Menurut Budi, peluang Indonesia untuk merebut emas terbuka untuk setiap disiplin. Apalagi, saat ini atlet Indonesia terus mengalami peningkatan kemampuan meski atlet negara peserta lain juga mengalami perkembangan.
"MTB, BMX maupun road race semuanya berpeluang. Makanya kami dan PB ISSI terus melakukan persiapan," kata pria asal Purwokerto itu.
Sesuai rencana, Indonesia bakal mengirimkan atlet kombinasi, senior junior. Untuk BMX, saat ini ada dua pembalap, yaitu I Gusti Bagus Saputra dan Rio Akbar yang menjalani pemusatan latihan di Paris, Prancis. Begitu juga dengan atlet BMX free style yang berlatih di Pulomas, Jakarta.
Untuk MTB, beberapa atlet dikirim ke kejuaraan Asia di Lebanon. Dari disiplin downhill mengirimkan tiga atlet elite, yaitu Andy Prayoga dan Hildan Afos Katana untuk putra dan Tiara Andini Prastika untuk putri. Tidak ada nama Khoiful Mukib yang dibawa ke Lebanon karena akan turun di kejuaraan lain.
Sedangkan untuk cross country, hanya mengirimkan dua pembalap, yaitu Zainal Fanani dan Noviana. Pada kejuaraan di Lebanon, semua pembalap yang dikirim bakal memperebutkan predikat Juara Asia 2019.
Budi menyadari Indonesia mengalami kerugian saat disiplin trek tidak dipertandingkan di SEA Games 2019. Namun, kata dia, kondisi ini juga dialami oleh negara di Asia Tenggara yang lain.
"Untuk sprint putri, kita memang terbaik di Asia Tenggara. Tapi, untuk putra Malaysia punya juara dunia, Thailand punya peraih emas Asian Games. Jadi kondisi kita sama," kata Budi.