REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka Tanah Air menyambut baik rencana Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terkait pemberian beasiswa untuk atlet berprestasi. Kepala Biro Hukum, Promosi, dan Humas Institut Pertanian Bogor (IPB) Yatri Indah Kusumastuti menilai dimasifkannya beasiswa untuk atlet berprestasi sangatlah positif.
"Kami mendukung dorongan Menpora agar perguruan tinggi memberikan beasiswa untuk para atlet berprestasi," kata Yatri kepada Republika, Selasa (23/7).
Ia mengatakan, selama ini IPB sebenarnya sudah memfasilitasi jalur khusus untuk atlet sejak dibukanya jalur Prestasi Nasional dan Internasional (PIN) lebih dari 10 tahun yang lalu. IPB, kata Yatri, juga telah memberikan beasiswa bagi atlet yang pernah meraih medali emas dalam Asian Games.
"Tahun lalu, kami juga memberi beasiswa bagi atlet paralayang peraih medali emas Asian Games, Hening Paradigma, yang diterima di program S-2 ilmu pangan," kata Yatri. Hal serupa juga diungkapkan Kepala Bagian Humas dan Protokol Universitas Gadjah Mada (UGM) Iva Aryani.
Dia mengatakan, kebijakan untuk memberikan beasiswa kepada para atlet adalah langkah yang baik. Ia pun mendukung rencana Kemenpora untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa di universitas. Ira menambahkan, selama ini UGM juga memiliki skema khusus untuk masuk ke PTN melalui jalur prestasi bagi para atlet.
"Jadi, para atlet yang memiliki prestasi-prestasi, baik tingkat provinsi, nasional, maupun internasional bisa masuk ke UGM melalui jalur prestasi olahraga," ujar Ira. Universitas Padjadjaran (Unpad) pun menyambut baik rencana Kemenpora.
Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Syauqi Lukman, mengatakan, keterbukaan universitas di Bandung, Jawa Barat, ini terhadap keinginan Kemenpora karena pihaknya telah menerima mahasiswa baru melalui jalur prestasi keolahragaan sejak lama.
"Sejak saya masih kuliah (di Unpad) tahun 1997, sudah ada penerimaan jalur prestasi. Dulu saat masih Kobatama (Liga basket era 90-an) ada beberapa atlet dari klub Kahatex dan Bandung Utama diterima di Unpad," kata Syauqi saat dihubungi Republika, Selasa (23/7).
Syauqi mengungkapkan, hingga saat ini kebijakan jalur prestasi masih dilakukan Unpad untuk mengakomodasi calon mahasiswa baru yang memiliki keunggulan nonakademik. Untuk menjaring calon mahasiswa baru, lanjutnya, Unpad bekerja sama dengan beberapa klub olahraga di Kota Bandung dan sekitarnya lewat metode pemantauan talenta muda.
Di sisi lain, ia berharap agar Kemenpora mengedepankan komunikasi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) selaku pihak yang memayungi perguruan tinggi negeri. "Jadi, kalau ada keinginan atau aspirasi dari Kemenpora seperti itu, idealnya tidak hanya dikomunikasikan ke PTN, jadi harus disampaikan juga ke Kemenristekdiktinya," ujar dia.
Menurut dia, perguruan tinggi perlu patuh dengan regulasi yang diputuskan Kemenristekdikti. Jika peraturan yang dibentuk selaras antara Kemenristekdikti dan Kemenpora, Syauqi memastikan Unpad akan mengakomodasi keputusan yang berlaku.
Petenis putri muda Indonesia, Janice Tjen, menyambut baik rencana pemerintah untuk meminta kepada pihak universitas agar memberikan lebih banyak beasiswa kepada para atlet. Hal ini diungkapkan Janice saat berbincang dengan Republika, Selasa (23/7), di Lapangan Tenis Tri Lomba Juang Semarang, Jawa Tengah.
"Rencana mengenai usulan Kemenpora agar kampus memberikan beasiswa lebih banyak kepada atlet suatu hal yang baik. Saya sangat setuju jika rencana itu dapat diwujudkan. Karena, hal ini membuat atlet memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya lebih tinggi lagi," kata Janice yang berhasil meraih emas nomor tunggal putri ASEAN Schools Games 2019.
Pelajar kelas 3 Menengah Atas Sekolah Olahraga Ragunan Jakarta ini mengungkapkan, pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang penting bagi seorang atlet. "Saya pribadi sebenarnya ingin menjadi pemain profesional. Namun, kitakan belum tahu masa depan saya di bidang olahraga ini.
Begitu juga atlet lainnya. Masa depan atlet sekarang memang sudah bagus, kalau kita bisa sukses jadi atlet," ujar petenis belia yang dipanggil masuk pelatnas SEA Games 2019 ini. Janice yang kini berusia 17 tahun memiliki obsesi bermain di pentas Grand Slam ini tetap menganggap beasiswa untuk atlet merupakam sebuah bonus berharga.
"Pendidikan memang penting sehingga beasiswa bagi atlet dari perguruan tinggi itu sangat membantu. Kita pasti sibuk latihan dan bertanding. Jadi, kalau bisa melanjutkan kuliah dengan jalur beasiswa atlet itu, berarti usaha kita di bidang olahraga mendapat penghargaan," ujar Janice. Sebelumnya, Kemenpora berencana mengintensifkan komunikasi dengan sejumlah universitas di Indonesia untuk beasiswa atlet berprestasi. Kemenpora ingin pemberian beasiswa lebih masif dan menampung lebih banyak atlet.
"Program beasiswa bagi atlet selama ini sifatnya parsial. Kami fasilitasi dengan universitas tertentu atau Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), tapi belum ada yang terformal secara masif," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto.