Ahad 28 Jul 2019 07:03 WIB

Hari ini, PB Djarum Jaring Potensi Pebulu Tangkis di Bandung

GOR Koni jadi lokasi Audisi Umum selama tiga hari ke depan.

Seorang anak melakukan proses registrasi untuk mengikuti Audisi Umum PB Djarum di GOR KONI, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/7).
Foto: DOK. PB Djarum
Seorang anak melakukan proses registrasi untuk mengikuti Audisi Umum PB Djarum di GOR KONI, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG – Upaya PB Djarum menjaring bibit pebulutangkis calon juara dunia kembali dimulai tahun ini dengan bergulirnya Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019. GOR KONI, Kota Bandung, Jawa Barat akan menjadi titik pertama bagi Tim Pencari Bakat PB Djarum untuk menemukan pebulu tangkis muda dengan berkualitas di Tanah Pasundan dan sekitarnya. Rangkaian seleksi akan berlangsung pada Ahad (28/7) hingga Selasa (30/7).

Tahun ini, pencarian atlet belia difokuskan kepad dua kelompok usia yakni U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah usia 13 tahun), baik putra dan putri. Mereka yang terpilih melalui proses seleksi ketat sejak tahap Audisi Umum hingga Final Audisi Umum di Kudus, akan mendapatkan beasiswa bulutangkis dari Djarum Foundation dan diasah kemampuannya di PB Djarum.

Manajer Tim PB Djarum Fung Permadimenutur, kan Bandung dan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat memiliki sejarah panjang melahirkan pebulu tangkis-pebulu tangkis andalan Indonesia. Sejumlah legenda dan atlet PB Djarum pun berasal dari Jawa Barat, seperti Ivana Lie, Aryono Miranat, hingga Ihsan Maulana Mustofa.

Selain itu, antusiasme dan gairah masyarakat Jawa Barat terhadap bulutangkis juga nyaris tak pernah padam. “Secara historis, Jawa Barat selalu bisa melahirkan pemain-pemain yang berprestasi di level nasional maupundunia. 

Kami ingin potensi-potensi itu kembali terlihat melalui Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Bandung. PB Djarum fokus untuk mencari atlet-atlet muda yang mampu menunjukkan mental dan karakter seorang juara,” tutur Fung Permadi dalam jumpa pers di GOR KONI, Kota Bandung, Sabtu (27/7).

Selain bakat istimewa dan teknik dasar yang mumpuni, menurut Fung, karakter juara adalah salah satu acuan para Pencari Bakat PB Djarum dalam memilih pemain yang akan diberi Super Tiket. Karakter juara ini akan terlihat saat pemain beraksi di lapangan. Salah satu indikatornya adalah punya daya juang yang tinggi dan enggan menyerah.

“Sementara kalau dari segi fisik, tahun ini kami akan mencari pemain yang gesit, itu poin utama,” ujarnya. Tingginya antusiasme pecinta bulutangkis di Bandung terlihat dari jumlah peserta yang melakukan pendaftaran ulang secara online, hingga Sabtu (27/7) sore pukul 15.00 WIB. Jumlahnya, mencapai lebih dari 856 pendaftar, terdiri dari 663 putra dan 193 putri.  Proses pendaftaran ulang di GOR KONI masih akan terbuka hingga Sabtu malam.

 “Melihat antusiasme masyarakat di Bandung, kami perkirakan jumlah peserta masih akan terus bertambah,” ujar Fung. Fung menjelaskan, pada hari pertama seluruh peserta akan menjalani tahap screening. Ini merupakan tahapan seleksi melalui pengamatan langsung Tim Pencari Bakat PB Djarum.

Para peserta akan saling bertanding sesuai kategori usia masing-masing dan diamati oleh Tim Pencari Bakat PB Djarum yang terdiri dari Christian Hadinata, Fung Permadi, Lius Pongoh, Denny Kantono, Yuni Kartika, Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Liliyana Natsir, Engga Setiawan, Bandar Sigit Pamungkas, Sulaiman, dan Nimas Rani. Hari berikutnya, para peserta yang lolos screening akan masuk ke fase turnamen.

Di sinilah para peserta akan bertarung dengan sistem gugur. Seluruh peserta kembali dipertandingkan sesuai kelompok usianya. “Fase turnamen ini akan berlangsung hingga terakhir di hari Selasa. Para peserta yang mencapai semifinal di Bandung berhak meraih SuperTiket untuk melaju ke babak Final Audisi di Kudus,” ujarnya.

Ketua Tim Pencari Bakat Christian Hadinata menjelaskan, format dua kelompok usia yakni U11 dan U13 pada Audisi Umum 2019 dimaksudkan agar para pelatih di PB Djarum bisa sedini mungkin mengasah bakat yang dimiliki para atlet muda. Hal ini juga untuk menjawab langkah dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang membuka kesempatan kepada atlet berusia lebih muda untuk bergabung dalam Pelatnas.

“Sehingga dengan dua format usia ini, kami bisa mengasah mereka dari usia dini yang nantinya bisa semakin matang ketika mereka akan masuk ke Pelatnas. Hal ini penting karena persaingan di Pelatnas sangat ketat dan kami ingin ketika atlet-atlet PB Djarum masuk Pelatnas mereka sudah memiliki daya saing tinggi dan bermental juara saat membela Indonesia di masa mendatang,” urai Christian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement