REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Persib Bandung Bermartabat secara resmi meminta evaluasi terhadap laga antara Persib Bandung kontra Arema FC. Kedua tim bertemu dalam laga tunda pekan keempat di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (30/7).
Surat yang ditandatangani oleh Direktur PT PBB, Teddy Tjahyono ditunjukkan untuk operator PT Liga Indonesia Baru. Surat tersebut juga diteruskan pada Plt Ketua Umum PSSI Pusat Iwan Budianto, Sekjen PSSI Pusat Ratu Tisha Destria, Ketua Umum BOPI dan Kemenpora.
Dalam surat tersebut, PT PBB memaparkan berbagai kejadian dari kedatangan Persib hingga pertandingan berlangsung. Diantaranya adalah teror yang berlangsung saat latihan resmi satu hari sebelum pertandingan.
Pada tengah malam, teror kembali terjadi dan mengganggu istirahat pemain dan ofisial tim di hotel. Dalam surat tersebut, Persib mengakui kejadian berlangsung selama satu jam.
Sebelum pertandingan pun, Persib masih belum bisa berangkat karena adanya miskomunikasi antara panpel dan kepolisian. Sehingga tim berangkat dari hotel pada pukul 16.29 dengan menggunakan keadaan kendaraan taktis.
Dalam laporan tersebut, PT PBB juga melampirkan bukti berupa tayangan video. "Kejadian tersebut diatas bukanlah kejadian yang pertama. Karena tahun lalu, pelatih kepala tim Persib juga mengalami pendarahan di kepala karena adanya pelemparan botol oleh oknum supporter Arema," papar Teddy dalam surat tersebut seperti dilansir dari laman resmi Persib.
Persib berharap dengan adanya kejadian tersebut PT LIB bisa melakukan evaluasi agar tidak terjadi lagi peristiwa yang tidak diinginkan. Baik itu untuk Persib Bandung, maupun klub-klub lain peserta kompetisi Liga 1.