REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sepanjang musim 2018/2019, Ajax Amsterdam tampil mentereng. De Joden meraih semua trofi di Belanda dan membuat kejutan di Liga Champions. Skuat polesan Erik ten Hag lolos ke semifinal Liga Champions dan nyaris lolos partai puncak. Akan tetapi, gol menit akhir Lucas Moura membuat tiket ke partai final melayang.
Namun pujian penampilan pasukan Ten Hag terus terdengar. Tetapi bersamaan dengan itu, satu per satu, pemain bintang Ajax diambil tim lain. Bukan hal luar biasa untuk Ajax.
Dalam sejarahnya, Ajax menerapkan kebijakan mengambil pemain berharga murah kemudian menjualnya dengan mahal. Manajemen klub tak peduli kehilangan kekuatan karena percaya bisa menemukan permata-permata baru lewat akademi klub maupun transfer dari klub lain.
Pad musim panas ini, sosok pertama yang pergi adalah Frenkie De Jong. Bahkan sejak Januari 2019, De Jong sudah pasti milik Barcelona. Ia hanya menyelesaikan enam bulan tersisa di Johan Cryuff Arena. Penggawa tim nasional Belanda itu diplot Barca untuk menjadi penerus Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.
De Jong bisa mengatur ritme layaknya Xavi. Kemudian pesepak bola 22 tahun mampu bergerak cepat di lini tengah bak Iniesta. Selama pramusim, jebolan akademi Ajax itu menunjukkan aksi impresif.
"Dia beradaptasi dengan baik. Kami semua melihatnya, tahun lalu ia tampil di level tinggi dengan Ajax," kata gelandang Blaugrana lainya, Sergi Roberto, dikutip dari Marca, beberapa pekan lalu.
Satu nama lain bakal menyusul De Jong ke Spanyol. Dia Donny van de Beek. Mereka bahu membahu membela Ajax dari level junior hingga tim utama.
Tapi bukan Barcelona yang menjadi tempat berlabuh Van de Beek. Sosok yang juga idola negeri Kincir Angin itu mendekat ke Real Madrid. Saat ini negosiasi kedua kubu terus berjalan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika