Senin 12 Aug 2019 14:40 WIB

Lukaku (Harusnya) Lebih Baik dari Icardi

Kedatangan Lukaku menjadi pukulan berat bagi Mauro Icardi.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Romelu Lukaku
Foto: EPA-EFE/Wallace Woon
Romelu Lukaku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bursa transfer musim panas 2019 kali ini klub asal Italia Inter Milan sangat berambisi untuk mendapatkan tanda tangan striker Manchester United (MU) Romelu Lukaku. Hasilnya? Inter berhasil mendaratkan bomber asal Belgia itu meski harus melewati jalan panjang terkait masalah harga.

Alhasil, kedatangan Lukaku menjadi pukulan berat bagi Mauro Icardi yang harus menunju pintu keluar Stadion Giuseppe Meazza. Bagi manajemen Inter, mendatangkan Lukaku merupakan kebutuhan akan striker haus gol di lini depan i Nerazzurri.

Terlebih, pelatih Antonio Conte merupakan sosok yang mengagumi penyerang berusia 26 tahun dan secara terbuka telah menolak Icardi masuk ke dalam skuatnya musim 2019/2020. Praktis, situasi Icardi sudah jelas bersama Inter, ia tak masuk dalam perahu La Beneamata dalam mengarungi musim kompetisi selanjutnya. Itu diperparah dengan mudahnya klub memberikan jersey nomor punggung 9 kepada Lukaku.

Begitulah cara Inter memberikan isyarat bahwa jasa bintang asal Argentina tersebut tidak lagi digunakan. Klub berbasis di kota mode Italia kini lebih setia dengan proyek masa depan yang diusung Antonio Conte.

Sejauh ini, belum ada berita resmi tentang kepindahan Icardi ke klub baru. Namun dua tim asal Italia Juventus dan Napoli santer dikaitkan dengan penyerang jebolan akademi La Masia, Barcelona. Dibuang oleh klub, Icardi tentu berambisi besar untuk memperlihatkan kualitas terbaiknya jika siasat Inter salah telah membuang attacante berusia 26 tahun.

Posisi inti jadi jaminan Lukaku dalam skema Conte. Bahkan bukan tidak mungkin Lukaku bakal menjadi anak emas pelatih berusia 50 tahun tersebut. Sebab, pada sesi latihan pertama, ia langsung disambut hangat oleh Conte saat berada di markas Inter, Suning Training Center, Como, Italia.

Dengan mengenakan nomor punggung 9 dan mendapat kepercayaan lebih dari Conte otomatis Interisti menaruh harapan tinggi di pundak eks pemain Everton. Lukaku membutuhkan nyali besar dan menunjukan kualitas hebatnya untuk menunjukkan klub tidak salah memboyongnya seharga 80 juta euro.

Patut diakui bahwa performa Lukaku pada 2018/2019 kemarin bersama MU begitu merosot. Akan tetapi, ia masih menjadi predator ulung di kompetisi Liga Primer Inggris dengan total 100 gol selama berkarier di sana, dengan total telah memperkuat empat klub, Chelsea, West Bromwich Albion, Everton, dan MU. Sebagai catatan, umur Lukaku baru 26 tahun, maka grafik permainannya dan insting mencetak golnya akan terus terasah.

Menarik apabila performa Lukaku musim lalu dibandingkan dengan Mauro Icardi bersama Inter musim lalu. Menukil dari Whoscored, Ahad (11/8) Lukaku hanya unggul dalam jumlah gol yakni 12 gol, dalam 22 pertandingan, ketimbang Icardi 11 gol dari 24 laga.

Lebih lanjut, Lukaku unggul dengan torehan 194 gol dan 69 assist dari 422 penampilan di seluruh kompetisi level klub, baik level senior dan junior. Golnya dari titik penalti dicetak sebanyak 10 gol. Sementara, Icardi membuat 164 gol dan 32 assist dari 289 penampilan serta lebih banyak mencetak gol penalti 26 gol.

Satu catatan lain dari keunggulan Lukaku ketimbang suami dari model Wanda Nara adalah ia mampu bermain di sektor mana saja untuk urusan lini depan, penyerang sayap kiri-kanan, atau seorang poacher sekaligus. Sedangkan Icardi, klinis menjadi target man namun susah payah saat diminta terlibat dalam permainan dengan bergerak ke area lebih dalam (lini tengah).

Hal itu bisa dilihat pada putaran kedua musim lalu. Pelatih i Nerazzurri kala itu, Luciano Spalletti meminta Icardi agar lebih bermain ke belakang dan tidak hanya menunggu bola di depan mulut gawang lawan. Itu guna membuka ruang bagi pergerakan rekan setimnya dan membuat Icardi bermain secara dinamis.

Sayang, eksekusi permainan yang dihadirkan Spalletti tak cukup prima dalam hasil akhir. Parahnya, itu berbuntut pada penampilan Icardi yang seharusnya bisa lebih dinamis seakan mengikis sentuhan maut dan insting mencetak golnya di depan gawang.

Kedatangan Conte dan gaya bermain Icardi sejatinya membuat sang pemain tak memiliki ruang di hati sang pelatih. Conte dengan skema 3-5-2 menuntut para pemain, khususnya lini depan dapat bergerak lebih ke dalam dan tajam saat mengoyak gawang lawan.

Duet lini depan Lautaro Martinez dan Lukaku dianggap bakal sangat ideal dalam formasi yang diinginkan Conte. Sedangkan dua pemain sayap dalam lima gelandang sejajar ditugaskan untuk menggunakan kecepatannya dan kemampuannya untuk bisa bermain menekan dan bertahan.

Head to head antara Lukaku dan Icardi memang terlihat menarik. Namun di sisi lain, kebutuhan Conte dalam menerapkan formasi, yang menjadi alasan manajemen klub rela menggelontorkan dana besar mendapatkan Lukaku.

Icardi dipersilakan hengkang karena gaya bermainnya yang cenderung monoton sebagai karakteristik striker klasik, menunggu bola di depan gawang dan tak banyak dapat membantu pergerakan rekan setimnya.

Sementara, Conte memahami bahwa Lukaku memiliki segalanya yang dibutuhkan untuk mengembangkan peramainan di atas lapangan. Lukaku, memiliki kecepatan dalam menggiring bola, piawai saat berduel udara, dan dapat bergerak secara dinamis.

Skema ini sendiri bertujuan untuk menghadirkan dimensi baru dalam fase ofensif Inter sehingga lawan juga tak gampang mengantisipasi.

Sebelumnya, rekan senegara Lukaku Eden Hazard menilai apabila Inter mendatangkan salah satu striker terbaik. Hazard menyebut, kawannya tidak hanya piawai dalam urusan merobek jala lawan, namun memiliki hal positif lainnya yang dapat meningkatkan kualitas tim secara menyeluruh.

"Misalnya, Lukaku sangat bagus dalam menahan bola sehingga mendorong rekan setim untuk membangun serangan. Saya rasa dengan dia berada di tim maka semua orang bakal bermain lebih baik," kata Hazard dikutip Football Italia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement