Jumat 16 Aug 2019 14:21 WIB

Berantas Rasisme, Twitter Buka Diskusi dengan Kick It Out

Twitter dapat menjadi wadah strategis untuk menghalau cuitan bernada rasis.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Ilustrasi aksi stop rasisme.
Foto: EPA/Brendan McCarthy
Ilustrasi aksi stop rasisme.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Twitter menggelar diskusi tentang pemberantasan rasisme di sepak bola bersama organisasi antidiskriminasi bernama Kick It Out untuk yang pertama kalinya.  Hal itu dilakukan setelah striker Chelsea, Tammy Abraham, mendapat perundungan di Twitter setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti yang membuat timnya kalah dari Liverpool di Piala Super Eropa, Kamis (15/8) dini hari WIB.

Pihak Kick It Out menilai, Twitter dapat menjadi wadah strategis untuk menghalau cuitan bernada rasis. "Kami punya kabar baik, pihak Twitter mau turun tangan dan berbicara dengan kami," kata Troy Towsend, perwakilan Kick It Out kepada Sky Sports, Jumat (16/8).

Menurut Towsend, pembicaraan Twitter dengan pihaknya merupakan awal yang baik untuk memicu diskusi lain dalam konteks perlawanan terhadap rasisme dan diskriminasi lain dalam sepak bola. "Kami sudah menjalin komunikasi dan mereka (Twitter) sangat terbuka dengan diskusi yang akan terjadi. Hasilnya akan segera tiba," ujarnya.

Penelurusan Republika.co.id di akun Twitter Tammy, terdapat beberapa cuitan bernada rasisme yang dilontarkan salah satu akun yang mengaku penggemar Chelsea.

Dalam cuitannya, Tammy diminta untuk segera pulang ke hutan setelah gagal menendang penalti. Namun saat ini seluruh cuitan di akun tersebut sudah dihapus pihak Twitter.

Namun setelah itu, muncul dukungan dari beberapa pesepak bola dari klub lain. Pemain MU, Marcus Rashford dan Jesse Lingard, menyatakan dukungannya terhadap Tammy sebagai sesama pemain tim nasional Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement