REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Persebaya Surabaya Azrul Ananda memastikan akan melakukan perombakan tim pada putaran kedua Liga 1 musim kompetisi 2019. Langkah perombakan ini diambil demi memperbaiki prestasi Persebaya.
"Kami pasti melakukan perombakan. Ini momen saat bekerja dan tim sudah menyiapkan ini beberapa pekan lalu," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat (16/8).
Aza, panggilannya, menjelaskan banyak hal yang harus dibenahi. Pihaknya sejak beberapa waktu lalu telah menyiapkan rencana-rencana untuk perbaikan tim, seperti nama-nama calon pelatih, pemain lokal, sekaligus pemain asing.
Musim ini, pembukaan jendela transfer pemain dimulai pada 27 Agustus 2019 hingga 16 September 2019. Khusus pemain transfer antarnegara yang membutuhkan TMS (Transfer Matching System) FIFA sudah dimulai sejak 19 Agustus 2019.
Bajul Ijo, julukan Persebaya, telah memiliki seorang pemain asing yang merupakan pencetak gol terbanyak timnya musim lalu, David Da Silva. Ia akan dimainkan saat putaran kedua digulirkan.
Hingga menjelang tiga pertandingan terakhir di putaran pertama, Jumat, Persebaya saat ini hanya bertengger di posisi tujuh klasemen sementara dengan nilai 18, terpaut 13 angka dari Bali Unite di puncak klasemen. Bajul Ijo harus menahan malu ditaklukkan rival beratnya, Arema FC empat gol tanpa balas.
Usai kekalahan tersebut pada Kamis (15/8) malam, ratusan suporter Persebaya mendatangi kantor Persebaya di kawasan Surabaya Town Square (Sutos). Mereka membawa sejumlah tuntutan, salah satunya memberhentikan Candra Wahyudi dari kursi manajer.
Aza mengakui kekalahan dari Arema FC sangat menyedihkan seluruh pencinta Persebaya. Ia meminta maaf sekaligus menyatakan bertanggung jawab atas hasil tersebut.
"Jangan salahkan pemain, pelatih dan karyawan saya. Salahkan saya, Azrul Ananda. Saya yang akan membuat keputusan dan ini risiko. Saya harus membela dan melindungi teman-teman yang sudah berjuang serta membantu Persebaya," kata putra mantan menteri Dahlan Iskan tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Azrul juga menceritakan perjuangan Candra Wahyudi yang selama ini membantu, bahkan rela keluar dari pekerjaan utamanya demi berjuang untuk Persebaya.
"Pada 2016, Candra orang yang menghubungkan, memfasilitasi, dan membantu sampai saya bersedia di Persebaya. Loyalitas dia di tim jangan diragukan karena dia sangat mencintai Persebaya," katanya.