REPUBLIKA.CO.ID, BASEL -- Ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, berhasil mengatasi tekanan lawan untuk membukukan kemenangan pertama pada Kejuaraan Dunia Bulu tangkis BWF 2019 di St Jakobshalle, Basel, Swiss, Senin (19/8). Rinov/Pitha mengalahkan pasangan Jerman Marvin Seidel/Linda Efler 21-19, 21-14 untuk maju ke putaran kedua.
Kerap tertinggal dalam perolehan angka pada gim pertama antara lain pada kedudukan 4-9 dan 15-18, pasangan Rinov/Pitha berhasil mengejar dan memenangi gim pembuka.
Pada gim kedua, setelah memimpin 4-2 pasangan Merah Putih itu tertinggal hingga angka 8-11, sebelum memperoleh sembilan angka beruntun untuk membalik keadaan dan memenangi pertandingan.
Seusai pertandingan Pitha mengakui bahwa permainannya masih belum sesuai harapan. Banyak poin lawan yang dihasilkan bukan karena mematikan permainan, melainkan ia dan Rinov yang banyak mati sendiri.
"Tadi masih kurang enak mainnya, dari set pertama sampai set kedua bukan dimatiin lawan (yang menghasilkan) poin (bagi lawan), tapi karena mati sendiri," ujarnya usai pertandingan. "Untungnya (pada) gim kedua bisa keluar dari tekanan."
Pada putaran kedua, Rinov/Pitha akan melawan Yuta Watanabe/Arisa Higashino dari Jepang yang mendapat bye pada putaran pertama. Menghadapi pasangan unggulan ketiga tersebut, Pitha mengaku tidak akan mudah, tetapi ia ingin hasil pertandingan sebelumnya atau kalah rubber gim bisa menjadi modal bagi ia dan Rinov untuk memperbaiki hasilnya.
Rinov/Pita kalah oleh Yuta/Arisa pada Kejuaraan Asia 2019 dengan rubber gim 15-21, 21-17, dan 17-21. "Untuk pertandingan nanti, sebelumnya pernah ketemu dan rubber set. Pasti susah tapi enggak ada yang enggak mungkin. Kami sudah pernah lawan, kami sudah pernah coba, kali ini mau coba keluar yang terbaik," katanya.
Untuk itu, Pitha mengaku harus memperbaiki fokus dan mengurangi mati sendiri. "Karena di pertandingan level 1000 kayak gini, kayak Kejuaraan Dunia, masuk lapangan itu lawan tidak ada yang gampang, jadi mau nggak mau dari fokusnya, kesiapannya harus sudah siap," katanya.
Sementara Rinov berharap keberhasilan mereka menjadi juara dunia junior dua tahun lalu bisa menjadi modal untuk lebih percaya diri pada kejuaraa dunia ini. "Kami anggap juara dunia junior itu sebagai batu loncatan ke kejuaraan dunia senior. Kami tanding di sini ada titel, jadi lebih percaya diri," katanya.