REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang sepak bola Portugal Cristiano Ronaldo mengakui kecemerlangan kariernya juga disebabkan rivalitas dengan Lionel Messi. Ronaldo mengaku cukup menikmati persaingan sehat dengan bintang Argentina itu.
"Saya mengakui kehebatan karier Messi dan timnya. Ia sempat menyatakan kecewa ketika saya meninggalkan Spanyol karena ia juga menghargai persaingan kami," kata Ronaldo dalam sebuah wawancara dengan TVI di Portugal.
Ronaldo yang ketika memperkuat Real Madrid sebelum pindah ke Juventus sering bertemu dengan Messi sebagai ujung tombak Barcelona di Liga Spanyol.
"Itu persaingan yang bagus tapi bukan satu-satunya. Michael Jordan juga punya rival-rival di bola basket, kemudian Ayrton Senna dan Alain Prost di Formula 1," katanya.
Ronaldo dan Messi juga bergantian memenangi penghargaan Ballon d'Or lima kali. Faktor ini ikut mengasah prestasi masing-masing.
"Saya tidak ragu mengatakan bahwa Messi membuat saya lebih baik, dan juga sebaliknya. Saat saya meraih trofi, tentunya membuat ia terpukul, dan demikian juga saya ketika ia yang menang," kata Ronaldo.
Pada kesempatan sama, Ronaldo membahas masa depannya. Ia mengaku masih menikmati tantangan beraksi di lapangan hijau. Namun seputar kapan ia pensiun, itu masih menjadi misteri. Saat ini, Ronaldo sudah berusia 34 tahun.
"Saya bisa saja menyelesaikan karier saya tahun depan, tapi saya juga bisa bermain hingga 40 atau 41 tahun," kata dia,
Ia mengaku bahagia berkostum Juventsu. Kendati demikian, bukan perkara mudah baginya meninggalkan Madrid tahun lalu. Sembilan musim membela El Real, Ronaldo meraih segalanya.
Namun, Ronaldo membutuhkan tantangan baru. Kapten tim nasional Portugal itu tak ingin terjebak di zona nyaman.
"Mudah bagi saya beradaptasi (di Juventus). Putra saya, Cris menguasai empat bahasa, bahkan lebih fasih dari saya," ujar Ronaldo.
Ia sudah merasakan gelar lokal bersama si Nyonya Tua. Namun CR7 tak menampik ada harapan meraih trofi Liga Champions dalam balutan kostum hitam putih.
Ia meminta semua pihak di Bianconeri menikmati tahap demi tahap dan tidak menjadikan trofi si kuping lebar sebagai obsesi.
"Kita harus ingat, uang bukan segalanya di sepak bola. Lihat sudah berapa tahun, Barcelona, Bayern, atau PSG tidak memenangkan Liga Champions," ujar Ronaldo menambahkan.