Selasa 27 Aug 2019 05:05 WIB

Kontroversi VAR di Liga Primer Inggris Terus Berlanjut

Kritik utama penggunaan VAR adalah soal rentang waktu yang dibutuhkan wasit.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Ilustrasi penggunaan sistem VAR.
Foto: EPA-EFE/SIMONE VENEZIA
Ilustrasi penggunaan sistem VAR.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris musim ini menorehkan catatan sejarah baru, terutama dalam penerapan sejumlah perangkat aturan baru, tidak terkecuali dengan penerapan Video Assistant Referee (VAR). Namun, hingga Liga Primer menuntaskan pekan ketiga, akhir pekan lalu, penerapan VAR ini masih memicu pro dan kontra, baik dari para pelatih maupun pemain.

Setidaknya ada dua keputusan kontroversial yang diambil wasit usai melakukan review VAR di sejumlah laga pada pekan ketiga Liga Primer. Semua keputusan ini terkait dengan insiden pelanggaran di kotak penalti. Pertama, kala wasit Mike Dean tidak memberikan hadiah tendangan penalti kepada Tottenham Hotspur, usai Harry Kane dijatuhkan Jamaal Lascelles, pada menit ke-78 di laga Spurs kontra Newcastle United.

Baca Juga

Selain itu, di laga Manchester City kontra Bournemouth, wasit Andre Marriner juga tidak memberikan hadiah penalti kepada City setelah David Silva dilanggar Jefferson Lerma. Keputusan ini diambil Marriner usai melakukan review VAR terhadap pelanggaran tersebut. Namun, berbeda dari City, yang saat itu sudah unggul dari Bournemouth, Spurs saat itu masih tertinggal 0-1 dari Newcastle.

Alhasil, keputusan wasit Mike Dean itu sebenarnya berpotensi besar mengubah hasil laga dan dinilai merugikan the Lilywhites. Ini menjadi kontroversi teranyar penggunaan VAR di pentas Liga Primer. Sebelumnya, sorotan terhadap VAR diarahkan setelah wasit menganulir gol Gabriel Jesus pada menit ke-92 di laga Spurs kontra Manchester City pada pekan kedua Liga Primer, sepekan lalu.

Kendati timnya dirugikan dari penerapan VAR di laga kontra Newcastle, tapi pelatih Spurs Mauricio Pochettino mengaku pasrah dengan ketentuan tersebut. ''Meski saya tidak melihat insiden itu, tapi saya percaya dan mendukung penggunaan VAR. Saya memang sempat mengkritik (penggunaan VAR), tapi pada saat ini, saya menerima semua elemen dari VAR, yang dapat membantu wasit mengeluarkan keputusan yang lebih baik,'' ujar Pochettino seperti dikutip BBC, Senin (26/8).

photo
Logo Liga Primer Inggris

Penerapan VAR di Liga Primer memang diharapkan bisa membantu sebuah laga steril dari kesalahan-kesalahan ''manusiawi'' wasit. Dengan bantuan teknologi video, wasit diharapkan bisa mengambil keputusan secara lebih objektif. Namun, konsistensi keputusan yang diambil wasit menjadi celah dari penggunaan VAR ini. Belum lagi dengan perbedaan penafsiran saat menggunakan review VAR untuk posisi offside, pelanggaran, atau pun handball.

Kritik inlah yang sempat diungkapkan pelatih Manchester City, Pep Guardiola, pasca timnya ditahan imbang Spurs, 2-2. Meski tidak secara frontal menolak penerapan VAR, tapi eks pelatih Barcelona itu berharap, ada perbaikan dalam hal sistem dan tolok ukur penggunaan VAR. Ini merujuk pada pelanggaran yang sempat dilakukan Erik Lamela terhadap Rodrigo di kotak penalti.

''Benar-benar luar biasa, mereka tidak memberikan penalti di babak pertama (saat Rodrigo dilanggar di kotak penalti). VAR menilai itu tidak pelanggaran, tapi di ujung laga mereka menganulir gol,'' kata Guardiola seperti dikutip Sky Sports, beberapa waktu lalu.

Selain itu, kritik utama terhadap penggunaan VAR adalah soal rentang waktu yang dibutuhkan wasit dari sebuah insiden terjadi hingga mengeluarkan keputusan. Hal ini terutama saat sebuah tim mencetak gol, tapi kemudian dibatalkan oleh wasit lantaran ada pelanggaran yang terjadi sebelumnya. Ini seperti yang terjadi kala gol Wolverhampton dianulir wasit pada pekan pertama Liga Primer.

Pada saat itu, Wolves mencetak gol pada menit ke-53 lewat torehan Leander Dendoncker. Namun, lewat review VAR, wasit menganulir gol tersebut. Butuh setidaknya setengah menit lebih buat wasit untuk mengeluarkan keputusan tersebut.

''Sebaiknya, jangan merusak indahnya permainan. Sesuatu yang tidak ada sebelumnya, sebaiknya tetap tidak ada pada saat ini. Anda merayakan gol saat pertama kali gol itu tercipta. Menghilangka momen seperti tidak bagus untuk atmosfer sebuah pertandingan,'' kata pelatih Wolves, Nuno Espirito Santo, kepada Sky Sports, beberapa waktu lalu.

Kritikan paling tajam terhadap penggunaan VAR sempat diungkapkan gelandang serang Liverpool, Mohammed Salah. Menurut mantan pemain AS Roma itu, sepak bola justru lebih menarik apabila ada kesalahan-kesalahan manusiawi di dalam permainan, baik itu kesalahan wasit ataupun pemain.

''Saya tidak suka dengan penerapan VAR, karena saya menyukai sepak bola seperti apa adanya. Saya menerima sepak bola, yang diwarnai dengan kesalahan pemain atau wasit. Karena hal itulah sepak bola lebih menarik,'' kata Salah dalam wawancara dengan CNN, beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement