Selasa 27 Aug 2019 19:52 WIB

IBL akan Jaring Rookie Lebih Luas

IBL juga akan menjalin kerja sama dengan Perbasi.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah (kedua kiri).
Foto: Republika/Fitriyanto
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah (kedua kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Basketball League (IBL) dipastikan akan tetap melanjutkan program draft rookie atau pemain pendatang baru. Bahkan pada tahun kedua program rookie ini, IBL akan menjangkau lebih luas lagi talenta-talenta pebasket muda berbakat Indonesia. 

Ini diungkapkan Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah di Jakarta, Senin (26/8). “Tahun lalu sistem rookie sudah berlangsung dan untuk musim depan kami juga akan tetap menggelar draft rookie. Ini penting untuk memenuhi kebutuhan klub yang musim depan pemainnya banyak memperkuat timnas serta juga untuk regenerasi," kata Junas.

Baca Juga

Junas menambahkan, program rookie IBL masih tetap bekerja sama dengan Liga Mahasiswa (LIMA). Selain itu, musim depan IBL juga akan menjalin kerja sama dengan Perbasi yang akan membentuk tim untuk mencari talenta basket muda berbakat di berbagai daerah.

“Perbasi akan membentuk tim untuk memantau pemain muda yang tidak bermain di LIMA. Banyak kampus yang tidak ikut LIMA dan itu perlu dipantau untuk mendapatkan calon rookie IBL yang semakin baik kualitasnya," kata dia.

Musim lalu program rookie dianggap belum mampu merekrut pebasket berbakat. Ini bisa terlihat hampir di semua klub peserta IBL pemain rookie tidak mendapat tempat bermain. Bahkan untuk sekadar masuk dalam daftar 12 pemain pun tidak.

Junas berharap musim depan rookie yang dijaring memiliki kualitas yang lebih bagus dan mampu bersaing dengan seniornya. “Kami akan sosialiasi apa keuntungan main di pentas IBL. Karena banyak juga pemain terbaik di kampusnya tidak mau ikut rookie. Ini mungkin karena kami kurang maksimal sosialisasinya,” kata dia.

Kami tidak bisa menyalahkan pebasket kampus tidak mau ikut rookie karena bisa saja mereka masih dalam masa kontrak dengan kampusnya yang biasanya mendapat beasiswa. Kalau dia membela klub IBL, lalu bagaimana kelanjutan beasiswa. "Ini kan harus dijelaskan,” kata Junas.

Kemudian, ada juga pemain yang tidak ingin memperkuat klub papan bawah. Calon rookie berbakat pasti akan menjadi pilihan pertama sehingga klub yang memilih merupakan klub papan bawah di musim sebelumnya. 

"Ada beberapa pemain yang tidak mau bergabung dengan klub tersebut. Padahal saat ini sepertinya sudah tipis perbedaaan tim papan atas dan papan bawah. Musim lalu saja sulit menebak hasil setiap pertandingan,” kata Junas.

Menurut Junas, dipilih klub yang sebelumnya berada di papan bawah ada untungnya buat rookie. Sebab peluang mendapat menit bermain lebih besar.  Sehingga, rookie dapat menunjukan kualitasnya. Tim IBL juga harus berbenah agar semua bisa berkembang, sehingga persaingan akan lebih merata.

Untuk gaji pemain rookie, IBL juga sudah membuat aturan minimal gaji yang harus dibayarkan klub kepada pemain rookie

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement