REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional Indonesia Simon McMenemy mengatakan, bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, punya dampak positif bagi skuat Garuda. Menurutnya, atmosfer suporter di SUGBK mengerikan bagi lawan.
"Saya pernah berada di SUGBK sebagai lawan pada tahun 2010 dan tahu bagaimana mengerikannya stadion ini jika dalam kondisi penuh," kata Simon dalam konferensi pers jelang laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia kontra Malaysia di SUGBK, Jakarta, Rabu (4/9).
Pada tahun 2010, Simon McMenemy yang masih melatih timnas Filipina berjumpa timnas Indonesia di babak semifinal Piala AFF 2010 yang berlangsung dua leg. Dalam dua leg yang seluruhnya digelar di SUGBK, karena ketika itu Filipina belum memiliki stadion memadai, skuat asuhan Simon kalah dua kali dengan agregat 0-2.
"Saya merasakan pengalaman luar biasa di ruang ganti yang terguncang karena suporter lompat-lompat di tribun, menghentakkan kaki dan membuat gemuruh. Debu-debu berjatuhan, dan membuat saya kesulitan memberikan instruksi. Situasi yang sangat ramai juga membuat sukar berkomunikasi di lapangan," katanya.
Simon pun berharap SUGBK yang dipenuhi suporter dapat membawa dampak baik bagi skuatnya dalam laga kontra Malaysia di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia pada Kamis (5/9) di SUGBK mulai pukul 19.30 WIB. Meski demikian, baik pelatih maupun kapten timnas Malaysia mengaku tidak gentar dengan puluhan ribu suporter Indonesia di SUGBK dalam pertandingan yang akan dimulai pukul 19.30 WIB.
Pelatih timnas Malaysia Tan Cheng Hoe menegaskan bahwa para pemainnya sudah terbiasa dengan stadion yang ramai dengan penonton. Hal itu diamini oleh kapten timnas Malaysia Mohd Farizal Marlias.
"Itu bukan masalah besar. Para pemain Malaysia sering menghadapi tekanan suporter di Liga Malaysia," kata pesepak bola berusia 33 tahun itu.