Sabtu 07 Sep 2019 05:05 WIB

Ricuh SUGBK, Indonesia Siap Terima Sanksi FIFA

PSSI sedang melakukan evaluasi dan simulasi untuk mengetahui penyebab kericuhan.

Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI siap apabila Indonesia diberi sanksi oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Ini buntut dari kericuhan yang dilakukan suporter Indonesia saat laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9) malam.

"Sebagai satu organisasi olahraga, kami fair play. Apa artinya? Kami harus menerima kekalahan dan menghargai kemenangan. Kalau kami salah, kami akui salah. Kami harus terima kesalahan itu," kata Sekjen PSSI Ratu Tisha, Jumat (6/9).

Baca Juga

Menpora Malaysia Syed Saddiq mengatakan bahwa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) akan melaporkan kerusuhan di SUGBK semalam kepada FIFA. PSSI pun pasrah apabila Indonesia betul-betul akan dikenai sanksi.

Tisha menjelaskan, laporan kejadian pada suatu pertandingan internasional sudah ada regulasinya. Menurutnya, laporan tidak bisa dilakukan sembarangan oleh sebuah federasi sepak bola kepada FIFA.

"Dalam pertandingan internasional, apabila ada kejadian itu sudah ditentukan oleh ketentuan yang berlaku. Jadi di pertandingan internasional pasti ada match commisioner, security officer yang langsung datang dari FIFA. Jadi bukan perkara federasinya melaporkan," kata Tisha menjelaskan.

Terkait korban yang terimbas kerusuhan kemarin, Tisha mengungkapkan bahwa pendukung Malaysia sudah mendapatkan perawatan yang ditanggung PSSI dan kembali ke negaranya. Untuk saat ini, ia melanjutkan, PSSI sedang melakukan evaluasi dan simulasi untuk mengetahui kebocoran-kebocoran yang menyebabkan terjadinya kekisruhan.

Selain itu juga mempersiapkan pertandingan selanjutnya. Indonesia akan melawan Thailand pada laga kedua putaran kedua Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022, Selasa (10/9).

Sementara itu, Menpora Malaysia Syed Saddiq tetap meminta aparat kepolisian Indonesia untuk menindak tegas oknum suporter yang membuat kerusuhan.

"Kekerasan tidak bisa diterima dalam cara apa pun. Keselamatan pemain dan pendukung menjadi prioritas saya," kata Saddiq. "Kejadian ini sangat menyedihkan dalam dunia sepak bola yang harusnya jadi media pemersatu. Saya berjanji akan menuntut keadilan bagi rakyat Malaysia."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement