Ahad 08 Sep 2019 21:52 WIB

PB Djarum Pamit, PBSI Sedih Regenerasi Atlet Bisa Terputus

Sekitar 40 persen atlet Pelatnas PBSI didominasi oleh atlet binaan PB Djarum.

PB Djarum memberikan bonus hadiah bagi para atlet bulutangkis yang berprestasi Indonesia Open dan Asian Junior Championship 2019 di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
PB Djarum memberikan bonus hadiah bagi para atlet bulutangkis yang berprestasi Indonesia Open dan Asian Junior Championship 2019 di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) sedih dan menyayangkan penghentian audisi umum beasiswa bulutangkis PB Djarum pada 2020. Ini karena regenerasi atlet bulu tangkis bisa terputus.

"Sedih dan sangat disayangkan karena kami tahu bahwa audisi ini adalah salah satu metode rekrutmen dari pemain bulu tangkis yang nantinya memang akan menjadi generasi penerus yang ada sekarang ini," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiarto, Ahad (8/9). “Besar sekali (dampaknya). Itu kan pembinaan bulu tangkis berjenjang dan berkelanjutan. Kalau terputus, kita mau dapat dari mana?”

Baca Juga

Selain itu, Budiarto menyampaikan apabila PB Djarum pamit untuk selamanya, itu akan berdampak buruk pada komunitas bulu tangkis Indonesia. Padahal, menurut Achmad, peran PB Djarum sangat besar selama 13 tahun ini konsisten melakukan pembinaan bulu tangkis yang berjenjang dan berkelanjutan sehingga membuat penyebaran bulu tangkis merata di berbagai daerah.

PP PBSI yang selama ini menerima pasokan pemain dari sejumlah klub besar seperti PB Djarum telah memetik hasil yang positif. Bahkan, menurut Budiarto, sekitar 40 persen atlet Pelatnas PBSI didominasi oleh atlet binaan PB Djarum.

Dengan peran PB Djarum yang telah menggaransi pemain-pemain binaannya, Budiarto tidak menyangkal bahwa peran swasta itu sangat signifikan dalam meningkatkan kualitas atlet ketika negara masih belum mampu melakukannya karena keterbatasan dana.

"Peran negara masih sangat kecil. Negara kan hanya menerima hasil akhir, itu pun kalau ada event multicabang seperti SEA Games, Asian Games, dan olimpiade. Tapi bagaimana pembinaan jangka panjang yang telah dilakukan ini jadi kontribusi dan pengorbanan dari klub-klub yang ada di Indonesia," ucap Budiarto.

Budiarto berharap PB Djarum dengan tekanan dan kesulitan yang dihadapinya bisa tetap konsisten berkontribusi pada perkembangan bulu tangkis Indonesia. Selain itu, para stakeholder dan orang yang berwenang seperti Komoso Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bisa melihat segala sesuatu dengan lebih bijak.

PB Djarum mengumumkan bahwa 2019 merupakan tahun terakhir mengadakan audisi umum bulu tangkis sehingga program itu akan berhenti pada 2020. Meski begitu, PB Djarum masih belum jelas tentang penghentian ini akan berlaku selamanya atau hanya sementara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement