Senin 16 Sep 2019 21:30 WIB

Standar Pengamanan Pertandingan Liga 1 Dinilai Lemah

Kerusuhan suporter yang mengakibatkan pemain terluka sangat tidak masuk akal.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Aksi bentrok antar suporter di stadion saat pertandingan Tira Persikabo melawan Persib Bandung pada lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Aksi bentrok antar suporter di stadion saat pertandingan Tira Persikabo melawan Persib Bandung pada lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain Persib Bandung, Febri Hariyadi dan Omid Nazari, menjadi korban pelemparan bus yang diduga dilakukan oknum suporter ketika rombongan menuju hotel usai menjalani laga tandang melawan Tira Persikabo, Sabtu (14/9) malam. Keduanya mengalami luka di bagian pelipis.

Pengamat sepak bola Eko Noer Kristiyanto menilai, kejadian tersebut akibat pengamanan yang tidak maksimal. Hal tersebut tak lepas dari standar pengamanan yang berbeda di setiap daerah. Kemudian, pengamanan terhadap tim tamu juga perlu ada standar yang sama.

Menurut Eko, pihak keamanan mestinya memberikan pengamanan maksimal kepada pemain Persib usai laga hingga kembali ke Bandung untuk mengantisipasi peristiwa penyerangan usai kerusuhan di dalam stadion.

“Jadi yang jadi titik tekannya standar pengamanannya harus ditentuin dari PT LIB,” ujar Eko kepada Republika.co.id, Senin (16/9).

Eko mendesak polisi harus serius menangani persoalan ini. Pasalnya, kejadian seperti ini sudah sering terjadi di Liga 1. Apalagi kejadian ini mengakibatakan dua orang pemain menjadi korban. Kerusuhan suporter yang mengakibatkan pemain terluka sangat tidak masuk akal.

Menurut Eko, meski peristiwa kemarin tak sehebat yang dialami Persib beberapa tahun silam, namun operator liga dan pihak keamanaan harus merespon dengan serius. Kepolisian perlu bertindak cepat mencari pelaku penyerangan tersebut.

Jika investigasi dilakukan dengan cepat, maka sanksi untuk Tira Persikabo bisa segera dilakukan. Namun yang lebih penting untuk menciptakan efek jera kepada suporter adalah pemberian sanksi berupa pengurangan poin bagi klub.

Menurut Eko, sanksi berupa pengurangan poin atau ancaman degradasi bisa membuat suporter berpikir ulang untuk berbuat kerusuhan. Sebaliknya, jika sanksi hanya denda uang dinilai tak akan memberikan efek signifikan.

Dengan sanksi berupa pengurangan poin, lanjut Eko, saling kontrol diyakini akan terjadi. Ia menambahkan bahwa oknum pelempar bus Persib bukan dari The Jack melainkan dari oknum suporter Tira Persikabo.

Menurut Eko, pelemparan tersebut tak lepas dari peristiwa gangguan kepada suporter Tira Persikabo saat bertandang ke Jalak Harupat pada putaran pertama.

Pertandingan antara Tira Persikabo versus Persib di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (14/9) berakhir dengan skor 1-1. Kericuhan sudah terjadi sejak pertengahan babak pertama, namun aparat keamanan berhasil mengendalikan. Kericuhan kembali pecah usai laga berakhir termasuk pelemparan bus Persib yang diduga dilakukan oknum suporter Tira Persikabo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement