REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung tidak mendapatkan izin bertanding saat menjamu Arema FC. Seharusnya Persib bertemu dengan Arema FC di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (28/9).
Manajer Persib Umuh Muchtar memaparkan proses hingga Persib tidak mendapatkan izin pertandingan. Panpel Persib bersama Polres Bandung sudah menggelar rapat koordinasi pada Rabu (25/9).
"Kemarin masih ada harapan, sampai kemarin sore saya bertemu dengan Kapolres, ngobrol panjang lebar, Kapolres juga sudah mengharapkan Persib bisa main disini. Tapi situasi seperti ini," kata Umuh di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Kamis (26/9).
Hingga akhirnya Panpel Persib direkomendasikan bertemu dengan Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi. Sayangnya, Umuh tidak bisa bertemu dengan Rudy karena sedang memantau situasi di DPRD Provinsi.
"Akhirnya dari Kepala Biro Operasional bilang sudah dirundingkan, ternyata tidak bisa. Karena ini orang puluhan ribu, tapi kan saya juga sudah siap sampai tidak ada penonton, akhirnya tidak ada kesiapan karena situasi seperti ini," katanya.
Setelah itu, Polda Jabar mengeluarkan surat resmi tentang penolakan izin pertandingan. Surat tersebut berisi alasan Polda menolak izin dan pemberian rekomendasi agar laga kontra Persib kontra Arema tidak digelar di wilayah Bandung.
Umuh mengaku khawatir jika Persib terkena hukuman walk out hanya karena tidak turunnya izin kepolisian. Akhirnya, Umuh meminta kebijakan pada Plt Ketua PSSI Iwan Budianto agar pertandingan diundur.
"Alhamdulillah kita sudah bicara dengan Iwan Budianto dan dengan kapolda juga, jadi tidak ada sanksi apa-apa, jadinya diundur," katanya.
Umuh menyebut, Iwan sudah mengerti situasi tersebut. Setelahnya, Persib langsung mengirimkan surat pada PT Liga Indonesia Baru untuk meminta pertandingan ditunda.
"Karena situasinya bukan karena Persib tidak siap, tanpa penonton pun Persib siap, dan pasti Bobotoh juga menerima daripada Persib tidak main," tutupnya.