REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Highlands Half Marathon yang rampung digelar pada Ahad (29/9) lalu mendapat menyerap animo yang tinggi dari para peserta. Mengandallan venue utama di Taman Budaya, Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, lomba lari ini menyuguhkan suguhan yang unik.
Gelaran lari ini diikuti oleh 3.000 pelari yang terbagi atas kategori 21K atau Half Marathon (HM), 10K, dan 5K. Start dilakukan tepat waktu, mulai pukul 05:15 untuk kategori 21K, dan berselang 15 menit kemudian untuk setiap kategori berikutnya.
Cut Off Time (COT) atau batas waktu berlari adalah 4 jam untuk HM; 10K mendapat COT 2,5 jam dan untuk 5K disediakan waktu 1,5 jam. Perhelatan pertama Sentul City Group ini digagas dengan konsep The New Challenge. “Artinya, ini adalah tantangan pertama bagi kami untuk merealisasikan lomba lari jalan raya, dan kami ingin event ini maksimal baik bagi pelari, juga kami,” ujar Jeyson Pribadi selaku Komisaris Sentul City yang menggagas ide ini dalam keterangan resminya, Selasa (1/10).
Selain itu, konsep hilly run juga dilekatkan dan ditanamkan pemahamannya kepada para peserta, mengingat kontur Sentul City yang berbukit-bukit. Sentul City selaku race owner telah sejak dini melakukan sejumlah aktivasi yang diharapkan dapat memberikan pemahaman kontur kawasan ini kepada peserta.
“Kami juga memberikan COT yang longgar, untuk memberikan kesempatan kepada pelari agar maksimal menikmati rute lari,” ujar Advisor Highlands Half Marathon Jimmy Tjahjanto.
Pemandangan yang indah bernuansa hutan pinus dan pepohonan tropis yang menjulang, serta pemandangan bukit dan gunung di kejauhan, menambah keseruan saat berlari. “Terlebih, kami sediakan pula banyak fotografer di sejumlah titik dan spectator yang akan mewarnai kemeriahan di rute,” ujar Aida Ristany, selaku Head of Committee Highlands Half Marathon.
Sebagian spectator melakukan atraksi kebudayaan lokal untuk dinikmati pelari. Untuk memandu pelari di rute, ada Tim Pacu Cepat atau Pacer yang berlari pada seluruh kategori. Total Tim Pacu Cepat adalah 12 orang dan dilatih secara khusus oleh coach Hendri Pardede.
Mereka merupakan pelari dari berbagai komunitas yang berkomitmen untuk berlari sesuai waktu masing-masing yang telah ditentukan pelatihnya, demi menjadi pemandu para pelari menuju finish. Selain itu, disiapkan pula 16 orang tim pelari penutup atau tim #sahabatidea yang akan berlari paling akhir untuk memastikan tidak ada pelari yang tertinggal berlari sendiri di rute menjelang COT habis.
Para pemenang
Lomba lari yang menyediakan hadiah lebih dari Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) ini membagi juara dan pemenang untuk seluruh kategori, perempuan dan laki-laki serta klasifikasi master dan non master, yang bersifat terbuka, dengan urutan juara dan pemenang dari satu hingga lima.
Tersedia pula berbagai hadiah tambahan menarik baik untuk para juara maupun door prize bagi peserta. Para juara tercatat, di kategori HM Open Male, Edwin Yebei dengan nomor dada 3713 mencetak waktu 01:11:14 yang membuatnya menjadi juara pertama tahun ini. Sedangkan untuk kategori HM Open Female dimenangkan oleh Purity Jelimo dengan nomor dada 3714 dengan catatan waktu 01:23:23.
Di kategori 10K Open Male, dimenangkan oleh Hamka dengan nomor dada 1431 dengan catatan waktu 00:35:40. Sedangkan untuk kategori 10K Open Female dimenangkan oleh Ninik Sugiwati dengan nomor dada 1196 dengan catatan waktu 00:49:18.
Pada kategori 5K Open Male tercatat Anton Rimardo dengan nomor dada 6057 dengan catatan waktu 00:17:35 sebagai juara pertama tahun ini. Sedangkan untuk kategori 5K Open Female dimenangkan oleh Rosima Simbolon dengan nomor dada 5392 dengan perolehan waktu 00:20:43.
Lomba lari ini diikuti oleh pelari dari berbagai kota dengan dominasi peserta adalah dari Jakarta, diikuti pelari dari wilayah Tangerang, Bogor, Bekasi dan juga berbagai kota di Indonesia. Pelari asing tercatat antara lain dan Kenya, Jepang, Singapura dll. “Kehadiran pelari berbagai kota dan mancanegara ini mendorong kami untuk semangat menghelat race dengan standar baik dan bermutu sehingga diminati kalangan pelari dari berbagai penjuru kota dan negara pada pelaksanaan berikutnya,” tambah Aida Ristany .
Inisiatif lomba ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bupati Kabupaten Bogor, Ade Yasin. Tak luput pula Walikota Bogor Bima Arya, berpartisipasi sebagai pelari dan bahkan turut mengibarkan bendera start melepas peserta HM. Acara ini diyakini sejalan dengan visi dan misi pemerintah kabupaten dan kota Bogor, yaitu menjadikan Bogor sebagai destinasi sport tourism.
Para sponsor pun puas dengan berlangsungnya kegiatan tersebut. “Kami tertarik mendukung event ini karena melihat betapa kegembiraan dan sukacita itu dapat lahir dari jiwa dan raga yang sehat yang akan mendorong sportivitas serta kebersamaan,” ujar Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiatmadja.
Sport Tourism
Di sisi lain, gelaran ini juga diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi target yang lebih luas, di antaranya menjadikannya sebagai bagian dari destinasi sport tourism atau wisata olah raga di kota ini khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya.
Dengan demikian, lomba ini ditargetkan menjadi kegiatan yang berlanjut hingga tahun-tahun mendatang dan menjadi destinasi bergengsi bagi penggemar lari, untuk dapat berlari sekaligus berwisata di Kabupaten Bogor.