Selasa 08 Oct 2019 21:37 WIB

Indonesia akan Ikuti 45 Cabang Olahraga di SEA Games

Ketua KOI Erick Thohir mengatakan jumlah cabang bisa kembali berubah.

Plt Menteri Pemuda dan Olahraga Hanif Dhakiri dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Erick Thohir bersalaman dengan atlet pada upacara pengukuhan dan pelepasan kontingen World Beach Games 1 2019 di Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Plt Menteri Pemuda dan Olahraga Hanif Dhakiri dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Erick Thohir bersalaman dengan atlet pada upacara pengukuhan dan pelepasan kontingen World Beach Games 1 2019 di Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir mengatakan, kontingan Indonesia akan mengikuti 45 cabang olahraga pada SEA Games 2019 yang akan berlangsung mulai 30 November hingga 11 Desember di Filipina. Sebanyak 670 atlet akan berjuang mengharumkan nama Indonesia dalam ajang tersebut.

"Cababang olahraga yang jadi (diikuti) ada 45 dengan 670-an atlet," kata Erick usai upacara pengukuhan dan pelepasan kontingen World Beach Games 1 2019 di Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/10).

Baca Juga

Namun, jumlah cabang olahraga maupun atlet yang sudah ditetapkan itu, menurut Erick, masih mungkin berubah karena hingga kini laporan dari tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) belum tuntas serta masih ada penyelarasan kebutuhan cabang olahraga. "Masih ada pergerakan tambahan dan pengurangan, karena memang kita membuka tambahan, tapi yang penting maksimal budget dari pemerintah sebesar Rp47 miliar-an tidak akan bertambah," ujarnya.

SEA Games 2019 di Filipina akan mempertandingkan 52 cabang olahraga. Namun hingga pendaftaran ditutup pada Senin (7/10) kemarin, Indonesia hanya mendaftarkan 45 cabang olahraga karena keterbatasan anggaran pemerintah untuk membiayai seluruh kebutuhan kontingen. Terkait hal itu, Erick menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan jika ada atlet mandiri yang bisa mendaftarkan diri ke SEA Games dan membiayai kebutuhannya selama pesta olahraga Asia Tenggara itu berlangsung.

"Karena memang kita membuka tambahan kalau ada atlet mandiri, yang dibiayai sendiri. Hal ini tidak aneh, dan sudah berjalan di SEA Games Singapura (2015), ketika cabang olahraga basket putri mengirim timnya sendiri. Ini keterbatasan harus disiasati, bukan soal salah atau benar," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement