Selasa 15 Oct 2019 12:00 WIB

Jelang Vs Vietnam, Timnas Indonesia Masih Terkendala Fisik

Indonesia sudah kemasukan sembilan gol di paruh kedua pertandingan.

Pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy (kanan) bersama pemain Timnas Indonesia Stefano Lilipaly memberi keterangan terkait kesiapan timnya menghadapi Timnas Vietnam dalam konferensi pers menjelang pertandingan sepak bola kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Sanur, Bali, Senin (14/10/2019).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy (kanan) bersama pemain Timnas Indonesia Stefano Lilipaly memberi keterangan terkait kesiapan timnya menghadapi Timnas Vietnam dalam konferensi pers menjelang pertandingan sepak bola kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Sanur, Bali, Senin (14/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Selalu kalah di tiga laga, nol poin, dan juru kunci, untuk sementara menjadi "prestasi" timnas Indonesia di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Nasib Indonesia di ujung tanduk. Skuat berjuluk Garuda terancam tidak lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2022.

Dengan demikian, laga keempat Indonesia di Grup G melawan Vietnam pada Selasa (15/10) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, mulai pukul 18.30 WIB mau tidak mau menjadi penting. Tiga poin menjadi sasaran utama. Akan tetapi, melawan Vietnam bukan sesuatu yang mudah.

Baca Juga

Pelatih timnas Indonesia SImon McMenemy juga menyadari betul hal tersebut. Salah satu hal yang membuat pertandingan itu seolah menjadi tembok tinggi yang sulit dilewati adalah kondisi fisik pemain Indonesia yang tidak bugar.

Simon mengetahui dengan baik bahwa anak-anak asuhnya tidak mampu tampil prima selama 90 menit. Situasi itu sudah membawa petaka di tiga pertandingan awal Grup G melawan Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab (UAE), yang semuanya berakhir dengan kekalahan.

Indonesia kebobolan 11 gol dari tiga laga itu dan hanya memasukkan bola dua kali ke gawang lawan. Jika dijabarkan lagi, dari 11 gol itu, ada sembilan gol yang bersarang di paruh kedua pertandingan.

Indonesia sejatinya tampil baik dan mampu mengimbangi lawan-lawannya di babak pertama. Namun, beda cerita di 45 menit kedua. Alberto Goncalves dan kawan-kawan seakan kehabisan bensin. Tersendat-sendat dan akhirnya mogok di tengah jalan.

Simon McMenemy bukan tidak menemukan penyebabnya. Pria asal Skotlandia itu menyebut bahwa buruknya pengelolaan jadwal liga, dalam hal ini Liga 1 Indonesia, membuat klub-klub harus bertanding hingga tiga kali sepekan.

Pemain kelelahan dan datang dengan kondisi letih ke pemusatan latihan tim nasional untuk kualifikasi Piala Dunia 2022. “Anda tidak bisa datang ke turnamen sebesar Piala Dunia dengan kondisi fisik 60-70 persen,” ujar Simon.

Simon tidak memiliki solusi untuk soal kebugaran pemainnya. Sebelum melawan Vietnam, fisik yang sudah terkuras diperburuk dengan perjalanan jauh Indonesia dari UAE. Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan baru tiba di Bali pada Jumat (11/10).

“Kami jet lag dan harus kembali beradaptasi dengan perbedaan waktu," kata pemain sayap Riko Simanjuntak.

Solusi yang diterapkan Simon untuk mengatasi persoalan fisik itu, yakni melakukan pemulihan (recovery) dan berharap pada semangat para pemainnya untuk menaklukkan Vietnam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement