REPUBLIKA.CO.ID, SUZUKA -- Federasi Otomotif Internasional (FIA) akan menginvestigasi balapan Formula Satu (F1) GP Jepang di sirkuit Suzuka, Ahad (13/10) lalu. Sebab, balapan yang seharusnya selesai hingga 53 lap, sudah tuntas dalam 52 lap.
Pihak FIA akan memulai penyelidikan dari sistem elektorinik di garis finis yang memberi sinyal pada pengibar bendera bercorak hitam-putih yang menentukan akhir balapan. Jika benar terjadi kesalahan dalam sistem garis finis, maka pembalap tim Racing Point, Sergio Perez yang kecelakaan di lap ke-52, berhak mendapatkan poin karena seharusnya finis di urutan kesembilan.
Direktur F1, Michael Masi menyatakan, pihaknya enggan berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya keputusan pada FIA terkait insiden tersebut. Meski demikian, ia membenarkan bahwa ada kesalahan sistem dalam balapan itu.
"Ini adalah hal yang harus diinvestigasi. Tapi keputusan balap kemarin sudah final. Valtteri (Bottas) berhak menjadi juara pertama," katanya dalam laman Crash.
Masi menyampaikan, setelah pembalap Mercedes, Valtteri Bottas dinyatakan sebagai pemenang, beberapa tim lain berkata lewat sambungan radio untuk melanjutkan balapan yang dianggap masih tersisa satu lap.
Namun karena bendera hitam-putih terlanjur berkibar, penyelenggara pun menganggap balapan benar-benar telah usai. "Ada sistem yang eror, itu yang bisa saya katakan saat ini. Kami harus melihat lebih dalam dan memastikannya," ujarnya.
Saat ditanya kemungkinan ada kesalahan individu dalam insiden itu, Michael berkata ada kemungkinan hal tersebut dapat terjadi. Ia memerintahkan pihaknya untuk membantu penyelidikan dan menemukan penyebab insiden. Ia menyatakan, pihaknya sudah bekerja maksimal pada GP Jepang. Namun saat ada kesalahan, ia menerima diperiksa dan memberikan keterangan dalam investigasi yang akan berjalan.
"Kami akan memeriksa apapun konsekuensinya, saya bisa pastikan itu," katanya menegaskan.
Di satu sisi, pembalap tim Scuderria Ferrari, Sebastian Vettel berharap sistem garis finis kembali dengan cara tradisional, yakni mengibarkan bendera hitam-putih melalui tanpa bantuan sinyal elektronik. Menurutnya dengan bantuan sistem elektronik, para pembalap justru kesulitan untuk menyesuaikan dan mengetahui sisa lap yang mesti dijalani dalam suatu balapan.
Jawara empat kali F1 itu pun juga termasuk salah satu yang kebingungan karena mengira balapan masih tersisa satu lap namun bendera hitam-putih sudah dikibarkan. "Saya berkata dari perspektif pembalap, seharusnya (di lap ke-52) balapan belum usai," ucapnya.
Vettel menegaskan, sudah mendapatkan informasi tentang jumlah lap dari tim yang berada di pit stop dengan sistem radio komunikasi. Selain itu, ia juga melihat lap dari tampilan layar pada dashboard mobilnya. Saat di lap ke-52 pun, ia diberitahu tim bahwa masih ada satu sisa lap meski penyelenggara menyatakan balapan sudah selesai.
"Benar-benar ada kebingungan dari tim yang berada di pit stop karena bendera finis sudah berkibar (sebelum waktunya)," kata dia.
Sejak sistem elektronik diberlakukan pertama kali pada GP Kanada tahun lalu, Vettel menilai hal tersebut masih terlalu dini untuk digunakan dalam balapan. Ia juga merasa ada kesalahan pada sistem itu saat perdana diaplikasikan.
"Saat itu hal seperti ini juga terjadi, waktu adalah aspek penting dalam balapan. Tidak penting berapa banyak kesalahannya, saat terjadi sekali seharusnya sistem itu tidak dilanjutkan," ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Tim Ferrari, Mattia Binotto juga melihat ada kekeliruan dalam sistem garis finis di GP Jepang. Saat di akhir lap ke-52, pihaknya memberi informasi pada pembalap untuk melanjutkan balapan karena masih ada sisa satu lap.
Saat balapan usai di lap ke-52, ia pun heran hal itu terjadi dan berpotensi merugikan pembalapnya yang masih memiliki potensi juara pertama. "Setidaknya kami melakukan apa yang seharusnya. Masih ada yang mesti diperbaiki, FIA harus berkembang di masa depan," ucapnya.