Ahad 20 Oct 2019 18:18 WIB

Cedera, Aries Berhasil Pecahkan Rekor Dunia Panjat Tebing

Atlet panjat tebing Indonesia, Aries Susantu Rahayu berhasi merebut medali emas.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Bayu Hermawan
Pemanjat Dinding Indonesia Aries Susanti Rahayu
Foto: Republika/ Wihdan
Pemanjat Dinding Indonesia Aries Susanti Rahayu

REPUBLIKA.CO.ID, XIAMEN -- Atlet Panjat Tebing Indonesia, Aries Susanti Rahayu berhasil merebut medali emas dalam Kejuaraan Dunia International Federation of Sport Climbing (IFSC) di Xiamen, Cina, Sabtu (19/10) lalu. Gelar juara Aries semakin lengkap karena memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu panjat 6,995 detik.

Aries yang dijuluki Spiderwoman merengkuh waktu tercepat saat berhadapan dengan Yi Ling Song dari Cina yang  mampu menorehkan 9,032 detik. Aries pun tercatat sebagai atlet pertama yang bisa melewati waktu 7 detik untuk nomor putri di Speed World Record.

Baca Juga

Rekor sebelumnya dipegang oleh Yi Ling Song dengan catatan waktu 7,101 detik. Catatan watu yang mendekati pemecahan rekor terlihat sejak semifinal baik oleh Aries maupun Song. Aries mencatatkan waktu 7,163 detik dan Song 7,169 detik.

Pada kejuaraan yang sama edisi tahun lalu, Aries juga merebut medali emas. Gelar juara tahun lalu didapat Aries usai mengalahkan atlet Rusia ranking tiga dunia nomor speed, Lullia Kaplina. Aries mencatatkan waktu 7,532 detik sementara lawannya terjatuh. Aries menyampaikan, rekor dunia merupakan hal yang dicita-citakannya sejak memulai karier sebagai atlet panjat tebing.

"Saya bersyukur kepada Allah atas prestasi ini. Saya senang sekali akhirnya bisa pecah rekor. Ini yang saya impikan. Saya persembahkan prestasi ini untuk Indonesia," kata dia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Ahad (20/10).

Di sisi lain, Pelatih Tim Panjat Tebing Indonesia, Hendra Basri mengungkapkan, Aries sedang dalam kondisi yang kurang maksimal saat tampil di final kejuaraan dunia. Ia mengatakan, Aries sedang mengalami cedera pada jari-jari tangannya.

"Ada cedera strain (sendi yang tertarik) di jari tengah dan telunjuk. Tapi saya bilang ke dia, (partai final) ini penentuan," kata Hendra saat dihubungi Republika.co.id, Ahad.

Meski demikian, ia merasa bangga kepada Aries yang berhasil memecahkan rekor dunia sekaligus meraih medali emas. Ia membenarkan, pihaknya menargetkan catatan waktu panjat Aries harus lebih cepat dari 7 detik.  Hendra pun yakin, jika Aries sedang dalam kondisi yang fit, maka ada kemungkinan catatan waktu atlet asal Grobogan, Jawa Tengah itu dapat lebih baik. Saat latihan, lanjutnya, Aries pernah mencatatkan waktu panjat 6,88 detik.

Kendati demikian, Hendra tak menjadikan Aries sebagai Anak Emasnya. Target yang sama pun ia terapkan pada empat atlet lain yang ikut dalam beberapa rangkaian turnamen di luar negeri.  Kelima atlet diharapkan dapat mengamankan syarat kualifikasi Pra Olimpiade. Dari segi catatan waktu, atlet juga diminta dapat menembus catatan waktu 6 detik. Namun karena cedera, ia menurunkan target waktu panjat hingga 7 detik.

"Setelah Asian Games kan mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Tugas kami adalah mengembalikan performanya dahulu, seharusnya catatan waktunya lebih bagus, tapi mereka cedera," ujarnya.

Setelah memenangkan kejuaraan dunia di Cina, Hendra langsung mengalihkan fokus para atlet ke kompetisi berikutnya di Jepang, 28 Oktober mendatang. Untuk mempersiapkannya, tim pelatih dan atlet akan langsung bertolak ke Tokyo mulai Senin (21/10).  Hal tersebut merupakan bagian dari rangkaian tim Panjat Tebing Indonesia menjelang Pra-Olimpiade di Paris, Prancis, 26 November mendatang, sekaligus menjadi tujuan utama jangka pendek tim pelatih.

"Sebenarnya goal utama kami adalah mengamankan syarat untuk Pra Olimpiade di Paris. Kejuaraan di Cina ini untuk menentukan 20 atlet terbaik kelas Speed dan Boulder," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement