REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional Indonesia U-22 Indra Sjafri mengatakan, skuatnya saat ini fokus membenahi transisi bertahan ke menyerang. Aspek transisi ini dinilai salah satu kekurangan timnas U-22 pada turnamen di China, 11-15 Oktober lalu.
“Transisi dari bertahan ke menyerang masih lambat. Kami harus memperbaiki itu,” ujar Indra usai memimpin latihan timnas U-22 di Lapangan G Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (21/10).
Menurut Indra, saat menghadapi China, Yordania, dan Arab Saudi di CFA Team China Chongqing Three Gorges Bank Cup International Football 2019, China, anak-anak asuhnya kesulitan membangun serangan usai mendapatkan tekanan dari lawan. Timnas U-22 yang terpaksa bertahan dalam karena kualitas lini depan dan tengah lawan-lawannya, yang berasal dari kawasan Asia Timur dan Barat, belum maksimal membangun serangan balik dari sisi lebar lapangan.
“Pertahanan bisa saja oke, tetapi kami bermasalah di serangan balik melebar. China dan lawan-lawan kami memaksa tim bertahan dalam. Ini akan dievaluasi,” kata Indra.
Timnas U-22 tidak mampu meraih satu pun kemenangan dari turnamen di China tersebut. Egy Maulana dan kawan-kawan takluk dari China (0-2), Yordania (0-1) dan bermain imbang dengan Arab Saudi (1-1). Satu-satunya gol Indonesia ketika itu dicetak oleh gelandang Irkham Mila yang memanfaatkan umpan dari tendangan bebas.
Setelah bertanding di China, timnas U-22 Indonesia mengikuti pemusatan latihan (TC) di Jakarta mulai Senin (21/10) sebagai persiapan menuju SEA Games 2019. Sebanyak 17 pemain, dari 26 nama yang berlaga di China, mengikuti hari pertama TC tersebut, termasuk Egy Maulana Vikri. Indra menyebut, pemain lainnya akan menyusul dalam beberapa hari kemudian.
Pertandingan cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2019 di Filipina berlangsung mulai 25 November 2019. Sebelum itu, timnas U-22 Indonesia akan menghadapi Iran dalam dua kali laga persahabatan pada pertengahan November 2019.